TEMPO.CO, London - Amerika Serikat dan Inggris memperingatkan tentang risiko Israel memperluas serangan udara di Jalur Gaza dalam bentuk perang darat. Pernyataan oleh Presiden Barack Obama dan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague adalah bagian dari tindakan penyeimbangan diplomatik oleh Barat untuk mengakhiri kekerasan yang meningkat tanpa mengasingkan sekutu terdekatnya di wilayah tersebut.
"Israel memiliki hak untuk memastikan tak ada lagi rudal yang ditembakkan ke wilayahnya," kata Presiden Barack Obama dalam sebuah konferensi pers di Bangkok pada awal kunjungannya ke Asia. "Kalau hal itu bisa dicapai tanpa aktivitas militer di Gaza, itu lebih baik."
Apapun, menurut Obama, serangan militer bukan solusi. "Ini bukan hanya lebih baik untuk rakyat Gaza. Ini juga lebih baik untuk Israel. Sebab jika pasukan Israel berada di Gaza, mereka jauh lebih berisiko mengalami kematian atau terluka."
Presiden berbicara tak lama sebelum serangan udara Israel meratakan sebuah rumah milik warga sipil. Para pejabat medis Palestina mengatakan sedikitnya 11 warga sipil, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas. Serangan itu adalah insiden paling mematikan dari operasi lima hari Israel.
Militer Israel mengatakan sasaran serangan mereka adalah dalang roket yang ditempakkan ke arah mereka oleh kelompok militan Jihad Islam. Klaim tersebut tidak dapat segera diverifikasi.
Hague mengatakan Hamas, penguasa di Gaza, "memikul tanggung jawab utama" memulai kekerasan dan karenanya harus menghentikan semua serangan roket terhadap Israel. "Sebuah invasi darat jauh lebih sulit bagi masyarakat internasional untuk bersimpati dengan atau memberi dukungan, termasuk Inggris," katanya.
Beberapa negara dipimpin Mesir kini berupaya melakukan gencatan senjata. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampaknya menganggap angin lalu dan menyatakan pada awal pertemuan kabinet mingguan pekan ini bahwa militer Israel siap untuk secara signifikan memperluas operasi.
Sejauh ini, AS berada dalam posisi yang sulit. Obama telah meminta Mesir dan Turki untuk campur tangan atas nama Israel. Obama mengatakan ia telah memberitahu Presiden Mesir, Mohammed Morsi, dan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan bahwa "Palestina juga harus menyadari eskalasi lebih lanjut dari situasi di Gaza akan menyebabkan mampetnya pembicaraan solusi dua negara di masa mendatang."
Obama juga mengajak untuk melihat 48 jam ke depan tentang "kemajuan apa yang telah berhasil dibuat".
AP | TRIP B
Baca juga:
Foto Obama Gaya ''Alay'' Mendunia
Mahasiswi Telanjang demi Kalender Amal 2013
Gadis Ini Biasa Tidur Selama 64 Hari
Militer Israel Siapkan Operasi Bawah Tanah
Pria Turki Perkosa Bebek