TEMPO.CO, Damaskus - Kelompok pejuang Islam di Aleppo, kota perdagangan di Suriah, menolak blok oposisi dukungan Barat.
Dalam sebuah siaran video yang diunggah di internet, mereka menegaskan penolakannya terhadap apa yang mereka sebut dengan "proyek konspirasi" dan dikatakan bahwa para pejuang ingin mendirikan "negara Islam" di Suriah.
Sebelumnya, beredar kabar, Senin, 19 November 2012, yang menyebutkan Uni Eropa mempertimbangkan blok koalisi baru sebagai "perwakilan sah" rakyat Suriah. Tetapi, mereka tidak memberikan jaminan penuh atas pertimbangan itu.
Salah satu negara Barat yang jelas memberikan dukungan terhadap blok oposisi adalah Prancis. Negeri ini menyatakan blok oposisi baru merupakan "wakil sah" rakyat Suriah.
Seperti diketahui, Koalisi Nasional untuk Revolusioner Suriah dan Kekuatan Oposisi, serta beberapa kelompok penentang lainnya, telah membentuk blok oposisi di Qatar, 11 November 2012. Pembentukan kelompok baru tersebut mendapatkan sokongan dari Turki dan enam negara Teluk.
Selain Prancis, Turki, dan enam negara Teluk, Inggris juga menyatakan sikap yang sama. Menurut koresponden BBC, Jonathan Marcus, sikap Inggris tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Inggris, William Hague, di depan sidang parlemen.
Hague bertemu dengan tiga pemimpin utama koalisi baru di London, Jumat, 16 November 2012, pekan lalu. Dia mengatakan kepada wartawan yang menemuinya di Brussel, Senin, 19 November 2012, bahwa dia: "Terkesan dengan tujuan dan tekad mereka (oposisi baru) untuk terbuka bagi komunitas dan kelompok di Suriah."
Dari kota kedua terbesar di Suriah, Aleppo, diperoleh kabar, para pemberontak Islam tidak terkesan dengan adanya pengelompokan baru.
Dalam siaran video yang diunggah, seseorang yang tak diketahui identitasnya berbicara di atas kursi di depan meja panjang bersama sedikitnya 20 orang, disertai bendera Islam hitam. Dia menjelaskan, sedikitnya 13 kelompok bersenjata Islam menolak koalisi oposisi yang bertemu di Qatar, pekan lalu.
"Kami mewakili formasi peperangan di Aleppo dan kami menyatakan penolakan terhadap proyek konspirasi yang menyebut dirinya sebagai koalisi nasional," katanya. "Kami telah besepakat mendirikan negara Islam."
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland, mengatakan, "Pernyataan tersebut tidak mengejutkan kami atas rencana mendirikan sebuah negara ekstremis atau negara Islam di Suriah."
Pekan lalu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyambut baik keberadaan kelompok oposisi. Namun, ia ingin menyakinkan bahwa Suriah harus berkomitmen untuk sebuah negara yang menjunjung tinggi demokrasi sebelum memberikan dukungan penuh.
BBC | CHOIRUL