TEMPO.CO, Bogor - PT Mercedes-Benz Indonesia telah menggunakan komponen lokal untuk perakitan "commercial vehicle" di Indonesia. "Komponen lokalnya mencapai 25 persen," kata Deputy Director Engineering Mercedes-Benz Indonesia, Ary Tjahyono, seusai kegiatan M-Class Start-off Production Ceremony, Wanaherang, Gunungputri, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 21 November 2012.
Ary menjelaskan, saat ini perusahaan sedang mengembangkan untuk mencapai angka 40 persen dalam penggunaan komponen lokal. Namun hal itu masih menunggu persetujuan dari kantor pusat Mercedes di Jerman. Sebab, tak seperti "commercial vehicle", volume penggunaan komponen lokal untuk sedan sebagai "passenger vehicle" masih kecil.
Penggunaan komponen lokal untuk sedan keluaran Mercedes-Benz di Indonesia masih terbatas pada "consumable material" seperti oli, minyak rem, serta ban. Selain penggunaan komponen lokal, perusahaan mulai melakukan perakitan seri M-Class secara lokal di Indonesia.
"Keputusan ini menjadi indikasi iklim investasi di Indonesia kondusif bagi pertumbuhan bisnis kami," kata Presiden dan CEO Mercedes-Benz Indonesia, Claus Weidner.
Mercedes-Benz mulai merakit "sport utility vehicle" (SUV) seri ML 350 4MATIC di pabrik tersebut setelah perusahaan meluncurkan seri tersebut pada pertengahan tahun ini. Perusahaan mentargetkan produksi 30 unit seri tersebut sampai akhir tahun ini. Ia menjelaskan, Mercedes-Benz yang berbasis di Stuttgart, Jerman, itu, sudah melakukan perakitan lokal di Indonesia pada 1978.
Ketika itu, perakitan difokuskan untuk "commercial vehicle". Pada 1987, perusahaan mulai merakit "passenger cars" secara lokal, untuk kelas C-Class, E-Class, dan S-Class.
Deputy Director Engineering Mercedes-Benz Indonesia, Ary Tjahyono, mengatakan saat ini pabrik di Wanaherang tersebut mampu memproduksi 15 unit per hari per shift. Perusahaan menyatakan siap menambah kapasitas jika ada permintaan pasar. Jika harus menambah produksi, maka perusahaan akan menambah shift sehingga produksi bisa digenjot dua kali lipat. "Bisa mencapai 30 unit per hari," ujarnya.
MARIA YUNIAR