TEMPO.CO, Padang - Institut Seni Padangpanjang akan menggelar Festival Seni Melayu Asia Tenggara yang akan berlangsung 25-29 November 2012 di Padangpanjang, Sumatera Barat. Festival ini akan diikuti lima negara di Asia Tenggara, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, dan Indonesia. Selain itu, acara ini diikuti tujuh Institut Seni Indonesia.
Penanggung jawab kegiatan Festifal Seni Melayu, Hendri Jihadul Barkah, mengatakan, selama festival, akan ditampilkan performing arts dari tujuh perguruan tinggi seni di Indonesia, sanggar kesenian dari dalam dan luar negeri di Asia Tenggara, pameran artefak dan regalia di Rumah Puisi Taufiq Ismail, serta pameran seni rupa dan kriya Melayu.
"Dalam pertunjukan-pertunjukan ini, kami harap akan tergambar peta kekayaan seni Melayu yang tersebar di seluruh Asia Tenggara," kata Hendri Jihadul Barkah, Rabu, 21 November 2012.
Kesenian Melayu yang akan tampil di antaranya Mamanda dari Kalimantan, Seloka dari Nusa Tenggara Barat, Saman dari Aceh, Zapin dari Bengkalis Riau, Gamad dari Sumatera Barat, dan Lampung Karam dari Lampung. Selain itu, ada pertunjukan seni dari luar negera yang berbudaya Melayu di Asia Tenggara.
Pembukaan festival akan dilangsungkan dalam pawai di Kota Padangpanjang pada Minggu, 25 November, yang akan menampilkan gendang tambur dengan iring-iringan bendi yang membawa semua peserta.
Pembukaan festival secara resmi akan berlangsung malam hari di ISI Padangpanjang. Selain Festival Seni Melayu, selama acara juga akan ada seminar budaya Melayu dengan 10 pembicara dari pakar budaya Melayu. Di antaranya, Profesor Margareth Kartomi dari Monash University, Australia; Henry Chambert Loir dari Ecole Francaise d`Extreme-Orient; dan Azyumardi Azra dari UIN Syarif Hidayatullah.
Menurut ketua seminar, Febri Yulika, para pembicara seperti Henry Chambert Loir akan mengupas masalah "Jejak Melayu dalam Manuskrip" karena dia banyak meneliti naskah-naskah Melayu. Prof Azyumardi akan mengungkap kekuatan Melayu sebagai wilayah kekuatan politik masa lalu, sementara Prof Margareth Kartomi membicarakan pemetaan Melayu melalui pendekatan musik.
"Pada pembukaan seminar, akan dilakukan launching buku dari Prof Margaret yang berjudul Musical Journeys in Sumatra, yang diterbitkan University of Illinois Press," kata Febri Yulika.
FEBRIANTI
Terpopuler:
Putri Kerajaan Thailand Datang ke Dieng
Indahnya Sepi di Kepulauan Sembilan
Menuju Pulau Burung Loe
7 Cara Meraup Uang Kala Liburan
Mendorong Anak Lestarikan Permainan Tradisional
Jus Pare, Jajanan Jalanan Taipei