TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Said Didu, mengatakan, DPR tak pernah meminta pendapat PII soal kunjungan anggota Badan Legislasi DPR ke Jerman dan Inggris untuk studi banding Rancangan Undang-Undang Keinsinyuran. Said mengatakan, jika DPR meminta masukan, dia menganjurkan kunjungan ke Australia, Jepang, dan Korea Selatan. “Saya juga tidak pernah merekomendasikan mereka ke Jerman dan Inggris,” katanya kepada Tempo, Kamis, 22 November 2012.
Menurut Said, Jepang, Korea Selatan dan Australia dipilih karena punya karakteristik yang sangat berbeda dan bisa memberi masukan bagi Undang-Undang Keinsinyuran. Australia punya karakteristik pengembangan teknologi berbasis pada kebutuhannya. "Mereka mengembangkan teknologi sesuai dengan karakter mereka saja," katanya.
Jepang, menurut dia, punya pengembangan teknologi berbasis penelitian di kampus. Sedangkan Korea punya karakter pengembangan teknologi berbasis pada alih teknologi. "Jadi kalau Korea lebih kepada industri. Pengembangannya berasal dari alih teknologi," ujar Said.
Toh, Said setuju 12 anggota DPR itu berkunjung ke Jerman dan Inggris. "Karena yang saya dengar mereka mau mengunjungi parlemen, mengunjungi menristek, serta mengunjungi perhimpunan insinyur. Saya setuju saja," katanya.
Persatuan Pelajar Indonesia Berlin, Jerman menolak kunjungan itu. PPI menganggap kunjungan ini tidak direncanakan dengan baik dan salah alamat. Berdasarkan investigasi mereka, PPI Berlin menemukan institusi yang rombongan DPR sambangi tidak ada kaitannya dengan masalah keinsinyuran.
DIN (Deutsches Institut für Nörmung) yang dikunjungi anggota DPR itu mengurus standarisasi produk, bukan masalah keinsinyuran. Lembaga ini juga bukan lembaga pemerintahan.
PPI mengatakan, dalam pertemuan dengan DIN, banyak anggota DPR justru tidak memperhatikan pemaparan DIN sehingga pertanyaan mereka sering kali tak relevan. Bahkan, sejumlah anggota DPR tak dapat berbahasa Inggris dengan baik sehingga menyulitkan komunikasi. Sejumlah anggota DPR, menurut PPI, ditemukan sedang berbelanja dan berjalan-jalan di beberapa tempat perbelanjaan ternama di Jerman.
FEBRIYAN
Terpopuler:
Marzuki Alie Luruskan Pernyataan Mahasiswa Maling
17 Kicauan Wapres Boediono Soal Century
Marzuki Setuju DPR Pelesir Sambil Studi Banding
Boediono Jelaskan Kasus Century di Twitter
Deutsches Institut Sebut DPR Salah Alamat
Marzuki Alie Ragukan Kredibilitas PPI Jerman
VIDEO: Anggota DPR di Jerman, Investigasi PPI