TEMPO.CO, Bandung -- Manajer Bidang Niaga PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Mohamad Munief Budiman menyatakan mendukung usulan kenaikan tarif listrik 15 persen secara bertahap pada 2013. Kenaikan tarif itu bisa mengurangi subsidi negara di bidang listrik sehingga subsidi itu bisa digunakan untuk bidang lain.
“Yang dapat subsidi listrik itu pelanggan PLN di perkotaan, sedangkan yang dipelosok ada yang sama sekali belum mendapat listrik," kata Munief dalam acara diskusi Rasionalisasi Tarif Listrik Menuju Subsidi Tepat Sasaran di Bandung, Kamis, 22 November 2012.
Berdasarkan data PLN, 25 persen rumah tangga di seluruh Indonesia belum teraliri arus listrik. Hal itu disebabkan oleh kondisi rasio elektrifikasi Indonesia dan konsumsi per kapita Indonesia masih rendah, yaitu 10 persen per tahun. Rasio elektrifikasi merupakan hitungan untuk mengetahui jumlah penduduk Indonesia yang telah memperoleh akses listrik. Rasio elektrifikasi juga merupakan indikasi dari kemakmuran suatu negara.
Meningkatkan tingkat rasio elektrifikasi ini bukan dengan cara meningkatkan konsumsi individu dan rumah tangga untuk memakai listrik secara boros. "Pihak PLN tetap mengimbau agar masyarakat hemat dalam penggunaan listrik," kata Munief.
Manajer senior PT PLN Persero, Adi Moeldjono, mencontohkan, pemborosan listri salah satunya adalah dispenser yang sedang tren di kalangan rumah tangga. “Dispenser tinggi menarik daya (listrik), pemakaian dispenser itu seperti kita menyetrika selama 24 jam,” katanya.
Adi Moeldjono mengatakan pihaknya akan terus berkomitmen meningkatkan pelayanan listrik nasional, di antaranya dengan penyediaan layanan kemudahan pembayaran listrik dengan sistem online se-indonesia, penanganan gangguan listrik 24 jam, dan perbaikan kinerja operasi jaringan listrik.
SONIA FITRI | ENI S.