TEMPO.CO, Gaza - Rakyat Palestina di Kota Gaza bersukacita menyambut kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas setelah keduanya berperang selama delapan hari sejak Rabu pekan lalu. Peperangan ini menewaskan 168 orang dan melibas lima serdadu Israel.
Mereka turun ke jalan menyambut peristiwa yang dinantikan ini pada Rabu malam waktu setempat, 21 November 2012, dengan membunyikan klakson mobil bertalu-talu, membakar kembang api di atap rumah, serta menembakkan senjata api ke udara.
Israel dan Hamas, salah satu faksi pejuang Palestina yang menguasai Jalur Gaza, berperang sejak Rabu pekan lalu. Hal ini menyebabkan tak kurang dari 168 rakyat sipil Palestina tewas, sedangkan di pihak Israel lima serdadunya menjadi korban jiwa.
Gencatan senjata tersebut diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Mesir, Mohamed Kamel Amr, pada pukul 19.00 GMT atau pukul 22.00 WIB, Rabu, 21 November 2012.
Amr mengatakan kepada media, dirinya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut serta dalam proses terjadinya gencatan senjata antara dua kubu yang bermusuhan, Israel dan Hamas. Hal tesebut disampaikan Amr dalama acara jumpa pers bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, di ibu kota Mesir, Kairo, Rabu malam waktu setempat, 21 November 2012.
Dalam gencatan senjata tersebut telah disepakati bahwa Israel menghentikan seluruh agresinya ke Jalur Gaza, baik yang melalui darat, laut, maupun udara, termasuk tidak akan menyerbu lintas perbatasan guna membunuh target-target tertentu. Sedangkan di pihak faksi Palestina, termasuk Hamas, tak melakukan penembakan roket dan melakukan serangan terhadap Israel melalui Gaza, berikut wilayah perbatasan.
Sehari setelah gencatan senjata itu berlaku efektif, Israel juga akan membuka seluruh pintu lintas batas dan mengurangi pembatasan pada pergerakan orang dan barang, serta keluar-masuk dari wilayah tersebut.
Beberapa jam setelah kesepakatan genjatan senjata diteken, menurut kepolisian Israel, wilayahnya ditembaki 121 roket dari wilayah Gaza. Namun, keterangan tersebut ditolak Hamas, seraya menyebutkan bahwa sudah tidak ada roket lagi yang meluncur ke wilayah Israel.
Koresponden Al Jazeera di Kota Gaza, Nadim Baba, mengatakan, masyarakat di sana sangat antusias dengan kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak Rabu malam waktu setempat, 21 November 2012. "Masyarakat bersyukur atas disepakatinya gencatan senjata antara Israel dan Hamas, tetapi mereka benar-benar ingin tahu apa yang akan terjadi di kemudian hari," katanya.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengucapkan banyak terima kasih kepada Amerika Serikat dan Mesir yang membantu terwujudnya kesepakatan gencatan senjata. "Israel berusaha menyikapi dengan baik gencatan senjata ini," katanya, dalam acara jumpa pers usai kesepakatan gencatan senjata diteken.
Dari Washington diperoleh kabar, Presiden Barack Obama mengucapkan banyak terima kasih kepada Presiden Mesir Mohamed Mursi atas segala upaya sehingga terwujudnya gencatan senjata dan kepemimpinannya dalam perundingan. Hal tersebut disampaikan Gedung Putih dalam sebuah pernyataan kepada media massa.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, dalam keterangannya kepada pers bersama Menteri Luar Negeri Mesir, Amr, di Kairo, mengatakan, "Amerika Serikat menyambut baik kesepakatan hari ini atas ditandatanganinya gencatan senjata. Pada hari-hari mendatang, Amerika Serikat akan bekerja sama dengan semua partner di wilayah ini untuk konsolidasi perkembangan berikutnya."
AL JAZEERA | CHOIRUL