Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Bangun 100 Waduk Kecil di Daerah Tandus

image-gnews
Sejumlah warga menyusuri dasar Bengawan Solo surut di Desa Ngablak, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jatim, Selasa (24/4). ANTARA/Aguk Sudarmojo
Sejumlah warga menyusuri dasar Bengawan Solo surut di Desa Ngablak, Kecamatan Dander, Bojonegoro, Jatim, Selasa (24/4). ANTARA/Aguk Sudarmojo
Iklan

TEMPO.CO, Bojonegoro - Mendekati musim hujan, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro berencana membangun 100 embung atau waduk-waduk kecil di daerah-daerah tandus di Bojonegoro bagian selatan. Pembangunan embung itu untuk menjaga pasokan air dan mendukung peningkatan produksi padi.

Saat ini, di Kabupaten Bojonegoro terdapat sekitar 100 embung, yang tersebar di 28 kecamatan di kabupaten ini. Jika pembangunan 100 embung terealisasi, secara keseluruhan, akan ada 200 embung yang diproyeksikan untuk mendukung ketersediaan air di kawasan kering. Terutama, di kecamatan yang tidak dilalui Sungai Bengawan Solo, di Bojonegoro bagian selatan dan barat laut. Seperti, di Kecamatan Gondang, Sukosewu, Sekar, Ngambon, Tambakrejo, Kedungadem, Sugihwaras, Kedewan, Ngasem, dan sebagian Kecamatan Dander.

Dinas Pengairan Bojonegoro menyatakan proyek pembuatan 100 embung ini sudah diusulkan untuk tahun 2013 mendatang. Nantinya, dari total 28 kecamatan, akan dipilih beberapa kelurahan/desa yang kerap mengalami kekeringan pada waktu musim hujan datang.

Menurut Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Zainal, program pembangunan embung memang tengah digalakkan. Dijadwalkan pembangunan akan dimulai awal tahun 2013. Pihaknya kini masih mengevaluasi 28 kecamatan di Bojonegoro yang kerap rawan kekeringan. ”Kami tengah mengevaluasi,” kata dia kepada Tempo, Kamis, 22 November 2012.

Di Bojonegoro bagian selatan memang masih terdapat Bendungan Pacal, Kecamatan Temayang. Namun bendungan hibah dari Ratu Wilhelmina yang dibangun tahun 1933 ini sudah tua dan penuh lumpur. Padahal, dulu kapasitas bendungan bisa menampung sekitar 40 juta meter kubik. Sekarang hanya sekitar 23 juta meter kubik. Akibatnya, jika musim kemarau datang, air di bendungan kerap habis.

Untuk mengatasi kekeringan itu, di beberapa desa di Bojonegoro bagian selatan, juga dibangun embung. Diproyeksikan, nanti di satu kecamatan akan terdapat minimal tiga embung. Jumlah yang sudah ada, yaitu 100 embung, tinggal ditambah berikut dipilih lokasinya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemerintah Bojonegoro, dalam satu tahun terakhir juga telah membuat proyek percontohan embung yang memanfaatkan teknologi geomembrane. Lokasinya dibangun di Dusun Sumber Wungu, Desa Kepoh Kidul, Kecamatan Kedungadem. Proyek ini juga tak memakan banyak biaya dengan rata-rata Rp 100 juta, dengan ukuran tanah sekitar 40 x 50 meter.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Bojonegoro Kasiyanto mengatakan pembangunan embung di desa-desa di Bojonegoro harus tepat sasaran. Terutama di daerah yang kerap mengalami kekeringan serta rawan pangan. Daerah tersebut, sebagian besar yang tidak dilewati Sungai Bengawan Solo. “Lokasinya masih banyak,” kata dia.

Dia menyebut, tiap tahun, terutama musim kemarau, ada sekitar enam unit truk tangki yang menyuplai air ke 120 desa/kelurahan di Bojonegoro.

SUJATMIKO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

19 jam lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur


Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

4 hari lalu

Dedikasi Edi Damasnyah Bangkitkan Pertanian Kutai Kartanegara

Program pengairan dan alsintan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Kukar.


Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

13 hari lalu

Para pekerja membongkar muat ikan di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta, Selasa, 23 Januari 2024. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor hasil perikanan di dalam negeri pada 2024 sebesar USD7,20 miliar atau setara Rp112,1 triliun. Angka tersebut naik signifikan dari realisasi ekspor produk perikanan hingga November 2023, di mana nilai sementara ada di kisaran USD5,6 miliar atau setara Rp87,25 triliun. TEMPO/Tony Hartawan
Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.


Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

24 hari lalu

Logo KPK. Dok Tempo
Studi Demokrasi Rakyat Lapor ke KPK soal Korupsi Dana Hibah Pertanian yang Diduga Libatkan Anggota DPR

Pelaporan ke KPK terkait dugaan korupsi pemotongan dana bantuan hibah pertanian yang berasal dari Dana Aspirasi DPR yang mencapai Rp 2 miliar.


Menteri Hadi Tjahjanto Serahkan Sertifikat Hasil Program Konsolidasi Tanah Non Pertanian

30 hari lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ATR/BPN Hadi Tjahjanto (keenam kiri) berdialog dengan warga saat menyerahkan sertifikat tanah di Desa Muktisari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 12 Oktober 2023. Sebanyak 405 sertifikat tanah dibagikan kepada warga secara gratis pada proses redistribusi tanah eks Hak Guna Usaha (HGU) PT Maloya yang telah ditetapkan menjadi Lokasi Prioritas Reforma Agraria (LPRA). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Menteri Hadi Tjahjanto Serahkan Sertifikat Hasil Program Konsolidasi Tanah Non Pertanian

Menteri Agraria dan Tata Ruang Hadi Tjahjanto menyerahkan 205 sertifikat tanah hasil program Konsolidasi Tanah Non Pertanian.


Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

32 hari lalu

Pemandangan sawah daerah Rorotan di tengah ibu kota, Jakarta, Rabu, 1 November 2023.  Lahan tersebut merupakan lahan beberapa perusahaan salah satunya yaitu PT. NUSA Kirana. RE dan beberapa lahan milik warga setempat. TEMPO/Magang/Joseph.
Beras Langka, Mengapa Pegiat Lingkungan Menilai Ada Masalah Tata Kelola Lahan Pertanian?

Seretnya produksi beras diduga akibat kebijakan regulator yang condong mengutamakan ekstensifikasi lahan pertanian, misalnya food estate.


Berkelanjutan Membangun Tapanuli Utara

49 hari lalu

Berkelanjutan Membangun Tapanuli Utara

10 tahun memimpin Kabupaten Tapanuli Utara, Nikson Nababan, fokus membangun infrastruktur, pertanian, pendidikan dan kesehatan. Perekonomian tumbuh positif meski di masa pandemi Covid-19.


BRI Menanam Grow & Green Bangkitkan Harapan Petani

56 hari lalu

BRI Menanam Grow & Green Bangkitkan Harapan Petani

BRI bersama Yayasan Bakau Manfaat Universal meluncurkan program BRI Menanam Grow & Green.


Mahfud MD Kritik Food Estate, Ini 5 Lokasi dan Kendalanya

57 hari lalu

Petani menanam bibit singkong di areal lumbung pangan nasional 'food estate' di Tewai Baru, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Sabtu, 6 Maret 2021. Anggaran tersebut untuk mendukung program pengembangan
Mahfud MD Kritik Food Estate, Ini 5 Lokasi dan Kendalanya

Mahfud Md menyebut food estate adalah proyek gagal. Di mana saja lokasi proyek tersebut dan apa saja faktor kegagalannya?


Gibran Mau Libatkan Generasi Muda Lewat Smart Farming, Ini Strateginya

57 hari lalu

Cawapres nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka (kiri) dan Cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar saat mengikuti debat Cawapres ke empat di JCC, Senayan, Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. Debat kali ini bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan Agraria, Masyarakat Adat dan Desa. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Gibran Mau Libatkan Generasi Muda Lewat Smart Farming, Ini Strateginya

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka ingin melibatkan generasi muda dalam sektor pertanian dengan smart farming. Bagaimana strateginya?