Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pengajaran Musik Bisa Mengerem Radikalisme

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Para siswa sekolah dasar Islam dan anggota kelompok rebana El-Khis Plosokuning bershalawat dengan menggunakan batu di Kali Kuning, kelurahan Wedomartani, kecamatan Ngemplak, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Kamis (26/7/2012). Kegiatan yang diikuti 30 ustad dan 170 orang siswa dari 6 sekolah dasar Islam di wilayah kecamatan Depok dan Ngaglik, kabupaten Sleman ini bertujuan untuk mengisi waktu menunggu buka puasa dengan beribadah sekaligus memperkenalkan musik dari tabuhan benda-benda keras kepada anak-anak. TEMPO/Suryo Wibowo
Para siswa sekolah dasar Islam dan anggota kelompok rebana El-Khis Plosokuning bershalawat dengan menggunakan batu di Kali Kuning, kelurahan Wedomartani, kecamatan Ngemplak, kabupaten Sleman, Yogyakarta, Kamis (26/7/2012). Kegiatan yang diikuti 30 ustad dan 170 orang siswa dari 6 sekolah dasar Islam di wilayah kecamatan Depok dan Ngaglik, kabupaten Sleman ini bertujuan untuk mengisi waktu menunggu buka puasa dengan beribadah sekaligus memperkenalkan musik dari tabuhan benda-benda keras kepada anak-anak. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta- Pakar sains dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Taufik Pasiak, menyarankan agar komunitas pesantren memasukkan aktivitas bermusik, meditasi kontemplatif, serta interaksi sosial kepada anak didiknya. “Tiga elemen aktivitas itu bisa mencegah tumbuhnya potensi otak yang gampang menerima gagasan agama radikal,” kata Taufik pada konferensi tentang spiritualisme dan radikalisme di Universitas Islam Negeri Kalijaga, Yogyakarta, Kamis 22 November 2012.

Dia menjelaskan, dari kacamata neurosains, pilihan seorang menerima gagasan radikal atau toleran dipengaruhi oleh struktur otak yang mudah terbentuk karena beberapa jenis persepsi pada tuhan. “Penganut radikalisme agama otaknya didominasi sistem penalaran bernama limbic yang terlalu aktif, sehingga menyebabkannya susah menerima pendapat berbeda dari luar,” ujar penulis buku Tuhan dalam Otak Manusia ini. 

Taufik mengatakan, pembentukan struktur otak seperti itu dibantu pengaruh kuat persepsi mengenai sifat tuhan yang otoriter. "Penguatan aktivitas limbic dipupuk persepsi bahwa tuhan itu pemarah dan suka menghukum," kata dia, yang juga Ketua Muhammadiyah Kota Manado.

Sebaliknya, jika sistem pada otak bernama prefrontal mendominasi, gagasan keagamaan akan dikesampingkan. Maka, kata Taufik, perlu keseimbangan antara limbic dan prefrontal sehingga otak terlatih mengenal cara berpikir empati. “Keseimbangan seperti ini ternyata mudah muncul pada orang dengan persepsi mengenai Tuhan yang penuh cinta kasih dan pemaaf,” kata dia.

Menurut Taufik, kemampuan otak mengenal empati bisa terlatih lewat bermain musik, meditasi, dan interaksi sosial. Dia mencontohkan, tokoh sufi Jalaluddin Rumi memanfaatkan tarian dan musik untuk melatih sensitivitas spiritualisme yang menjunjung ide cinta universal. “Kontemplasi melatih orang mendengar dan merasakan hal kecil dan asing sehingga membuat otak lebih mudah menerima perbedaan,” tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pembicara lain, Mark Woodward, memperkuat pendapat Taufik. Pakar konflik agama dari Arizona State University ini mencontohkan kelompok yang menokohkan keturunan nabi (habib) di Front Pembela Islam dengan jemaah salawat Habib Syech. Keduanya punya akar Islam tradisional, berorientasi sufistik, dan radikal. Bedanya, Habib Syech akrab dengan musik. Mark sempat memutar salah satu klip video penampilan musik salawatan Habib Syech di depan peserta konferensi. 

Konferensi yang berlangsung hingga Sabtu mendatang ini dihadiri sejumlah pakar keagamaan dari berbagai kampus dalam negeri dan luar negeri.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

30 Juni 2022

Salah Abdelsalam. Foto : Wikipedia
Pengadilan Prancis Vonis Hukuman Seumur Hidup untuk Pelaku Teror Paris 2015

Pengadilan Prancis menjatuhkan vonis seumur hidup kepada Salah Abdeslam, satu-satunya pelaku teror Paris 2015 yang masih hidup


Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

10 Februari 2022

Sketsa seniman pengadilan Prancis Elisabeth de Pourquery yang menunjukkan Salah Abdeslam, salah satu tersangka kelompok yang diduga melakukan serangan Paris November 2015, dipajang di atas meja selama wawancara dengan Reuters di rumahnya di dekat Paris, Prancis, 27 September. 2021. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri Paris 2015: Saya Tidak Melukai Siapa pun

Salah Abdeslam mengatakan bahwa ia tidak meledakkan rompi bom bunuh dirinya dalam serangan teroris di Paris, November 2015 yang menewaskan 130 orang


Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

8 September 2021

Polisi Prancis dengan perisai pelindung berjalan di antrean dekat gedung konser Bataclan menyusul penembakan fatal di Paris, Prancis, 14 November 2015. Orang-orang bersenjata dan pengebom menyerang restoran, bar, dan gedung konser yang ramai di lokasi sekitar Paris pada Jumat malam, menewaskan puluhan orang dalam apa yang digambarkan oleh Presiden Prancis sebagai serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya. [REUTERS/Christian Hartmann/File Foto]
Prancis Mulai Adili 20 Terdakwa Serangan Teror di Bataclan

Prancis pada Rabu mengadili 20 orang terdakwa yang diduga terlibat dalam serangkaian aksi teror di Bataclan, Paris, pada 13 November 2015.


Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

20 Juni 2017

Sebuah mobil menabrak van polisi di Avenue des Champs-lysees di Paris. REUTERS
Teror Paris, Pria Ini Ledakkan Diri Saat Menabrak Mobil Polisi

Teror Paris kembali terjadi ketika pengemudi mobil sedan meledakkan diri saat berusaha menabrak iringan mobil polisi.


Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Begini Kata Pelaku Serangan Katedral Notre-Dame

Pelaku penyerang perwira polisi di Katedral Notre-Dame, dalam teror di Paris, Selasa waktu setempat dalam aksinya sempat mengatakan: Ini untuk Suriah


Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

7 Juni 2017

Polisi berjaga di depan Katedral Notre Dame, Paris, setelah terjadi serangan, Selasa, 6 Juni 2017 (Reuters)
Teror di Paris, Pelaku Serang Polisi di Katedral Notre Dame

Teror terjadi di Paris. Seorang pria menyerang polisi di depan Katedral Notre Dame, Paris.


Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

12 Oktober 2016

Peringatan yang dikeluarkan polisi Prancis lewat twitter tentang Salah Abdeslam, tersangka pelaku teror di Paris, pada November 2016. Salah Abdeslam ditangkap polisi antiteror Belgia, pada 18 maret 2016. REUTERS/POLICE NATIONALE
Pengacara Teroris Paris Mundur, Ini Alasannya  

Pengacara sempat memprotes kamera pengawas di sel Abdeslam.


Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

1 Agustus 2016

Pastor Abbe Jacques Hamel (kiri). Gereja Gambetta di Saint-Etienne-du-Rouvray. mirror.co.uk
Prancis Tangkap Dua Orang yang Diduga Terlibat dalam Pembunuhan Pastor

Polisi Prancis menangkap dua orang yang diduga terlibat dalam
pembunuhan terhadap seorang pastor di sebuah gereja di Normandia.


Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

28 Juli 2016

Seorang polisi berjaga di depan Balai Kota setelah dua penyerang menyandera lima orang di Gereja Saint-Etienne-du -Rouvray, Normandy, Prancis, 26 Juli 2016. Ini merupakan serangan teroris kedua di Prancis selama bulan Juli. REUTERS/Pascal Rossignol
Pelaku Kedua Pembunuh Pastor di Prancis Bisa Diidentifikasi  

Jenazahnya lebih sulit diidentifikasi daripada Kermiche karena tubuhnya sudah rusak dalam penembakan.


JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

16 Juli 2016

Wakil Presiden Jusuf Kalla. TEMPO/Imam Sukamto
JK: Terorisme Meluas dari Negara Gagal ke Negara Stabil  

Sesi Retreat KTT ASEM membahas isu-isu mengenai Brexit, migrasi, terorisme, serta isu-isu keamanan dan perdamaian di kawasan itu.