TEMPO.CO, Jakarta - Halimah cemas. Ini bukan sekadar banjir yang mulai menggenangi rumahnya di Pos Pengumben, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Rumahnya memang sebelumnya tak pernah terjamah air luapan Sungai Pesanggrahan itu. "Banjir itu bikin pusing," ujarnya, kemarin.
Banjir merendam hingga sepinggang orang dewasa pada Kamis malam lalu. Barang-barang kelontong milik Halimah, misalnya satu drum minyak goreng, tumpah. Sebanyak lima tabung gas 3 kilogram pun mengambang tak terselamatkan.
Itu semua ternyata belum seberapa bagi perempuan berusia 65 tahun itu. Yang membuatnya tertekan adalah nasib pesta pernikahan putrinya pada 2 Desember nanti.
Wajahnya merana ketika menunjukkan satu set mebel baru di kamar putrinya, Nila, 26 tahun. Pun dengan ranjang cokelat baru nan cantik dengan empat tiang penyangga kelambu. "Belum dipakai, eh, sudah terendam banjir," kata si calon pengantin.
Banjir segera surut kemarin pagi. Tapi bukan berarti cemas telah hilang. Halimah dan Nila berharap banjir alpa saat hari bahagia pekan depan. “Kalau banjir seperti ini bagaimana?"
Sementara itu, warga Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, mulai sibuk membersihkan rumahnya dari air dan lumpur akibat banjir kemarin. Banjir sempat bertahan dua hari. "Baru banget surut. Air sudah mulai keluar dari dalam rumah,” kata Sinta, 22 tahun, warga RW 3, menunjuk genangan setinggi betis di muka rumahnya.
Gadis yang lahir dan besar di kampung itu memberi kesaksian soal banjir akibat luapan Sungai Ciliwung yang pasti datang pada musim hujan. Selama ini, dia mengatakan, baru dua kali mengungsi, yakni kemarin dan pada banjir 2005 lalu. “Dalam peristiwa lainnya sih kami masih di rumah karena kan ada dua lantai. Tidak terendam semuanya,” kata dia.
ANGGRITA DESYANI | AFRILIA SURYANIS
Berita Terkait:
Pukul 12 Malam Air Deras Katulampa Tiba di Jakarta
Jokowi Bertugas Merayu Warga Pindah dari Ciliwung
Ratusan Rumah di Jakarta Barat Terendam Banjir
Banjir Genangi 15 Kelurahan di Jakarta
Polda Metro Jadi Koki Korban Banjir