TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas pengguna kereta rel listrik, KRL Mania, menilai rel kereta listrik yang putus akibat longsor di Cilebut Timur, Bogor, tak sepenuhnya faktor alam. Menurut juru bicara KRL Mania Agam Faturochman, dalam kasus rel yang rusak berat itu PT Kereta Api Indonesia juga punya andil dalam kejadian ini.
"Alam tentu sajak tidak bisa kita lawan. Tapi, kejadian di Cilebut itu sebenarnya bisa dicegah jika PT KAI sadar bahwa daerah itu rawan longsor," kata Agam, Kamis, 22 November 2012.
Dari dulu hingga sekarang, kata dia, jalur rel di Cilebut tidak dilindungi drainase sehingga kerap digenangi air saat hujan. Jika sadar, kata dia, PT KAI pasti sudah membuat drainase dan memperkuat struktur tanah tempat dibangunnya rel kereta.
Menurut dia, PT KAI kelihatan sekali mengacuhkan mitigasi (pengurangan) risiko bencana di jalur rel kereta. Menurut dia, rel itu ada di jalur tanah tinggi, kerap longsor, dan sering digenangi air. “Ini tak diperkuat dan dilengkapi dengan drainase ya pasti rusak sewaktu waktu," ujarnya.
Agam mengatakan tindakan mengacuhkan mitigasi risiko ini tak hanya terjadi di Cilebut. Tempat lainnya seperti di Kebayoran Lama, Manggarai, dan Sudirman, juga sama saja. Tiga jalur yang berada di wilayah rawan banjir itu tak dilengkapi drainase untuk mencegah gangguan ketika banjir atau hujan besar.
Adapun di Depok, kata dia, pohon tumbang kerap menggangu kerja kereta api sering terjadi. Tapi, kata dia, PT KAI tak belajar juga dari pengalaman. “Tidak berupaya memotong pohon pohon yang berpotensi tumbang," kata dia menambahan, “Karena ada saling lempar tanggung jawab antara PT KAI dan Direktorat Jenderal Kereta Api Kementerian Perhubungan.”
Sebelumnya, Kepala Hubungan Masyarakat PT KAI, Sugeng Priyono, mengatakan terputusnya rel kereta jalur Bogor-Jakarta di Cilebut Timur disebabkan oleh meluapnya air Kali Baru Cilebut. Air bah masuk ke lintasan rel dan menyebabkan tanah di bawah rel longsor sedalam 12 meter. Akibatnya rel kereta rusak berat. “Betul-betul faktor alam,” kata dia.
Menurut dia, lokasi rel Cilebut itu bukan daerah rawan longsor. "Jalur ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Tapi, baru sekarang terjadi longsor," kata Sugeng, Kamis lalu.
ISTMAN MP