TEMPO.CO, Jakarta - Patria, Minerva, dan Maria Teresa Mirabal adalah tiga perempuan asal Republik Dominika. Sekitar 60 tahun lalu, 1950-an, kakak-beradik ini aktif menentang rezim Presiden Rafael Trujillo yang otoriter. Bersama suami masing-masing, mereka menyebarkan pamflet tentang orang-orang yang dibunuh Trujillo.
Tidak suka ditentang, Trujillo memenjarakan Minerva dan Maria Teresa. Di dalam penjara, mereka kerap disiksa. Selain mereka, Trujillo juga memenjarakan suami Patria, Minerva, dan Maria Teresa.
Sekitar 1960, Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) mengutuk tindakan Trujillo. Mereka pun mengirim pengamat untuk melihat perkembangan kasus kakak-beradik itu. Minerva dan Maria Teresa pun dibebaskan. Tapi tidak begitu dengan ketiga suami mereka.
"Pada 25 November 1969, Patria, Minerva, dan Maria Teresa mengunjungi suami mereka di penjara," tulis Koran Tempo, Ahad, 24 November 2012.
Namun kunjungan itu awal dari petaka ketiganya. Sebab, dalam perjalanan pulang, kendaraan mereka dihentikan orang tak dikenal. Patria, Minerva, dan Maria Teresa dipisahkan dari sopir mereka, Rafina de la Cruz. Ketiga perempuan itu dipukuli hingga mati dan mayatnya didudukkan kembali di dalam jip.
"Eksekusi itu atas perintah Trujillo," tulis Koran Tempo. "Dan pembantaian mereka disamarkan sebagai kecelakaan."
Pada 1981, hari kematian ketiganya diperingati para aktivis perempuan sedunia sebagai Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan. Dan 1999, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tanggal kematian ketiga bersaudara itu sebagai Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan Sedunia.
KORAN TEMPO | PELBAGAI SUMBER | CORNILA DESYANA
Berita lain:
Alasan Timnas Coret Arthur Irawan
Rhoma Irama Kikuk Ditanya Gangnam Style
Video Jokowi Ahok Ditonton 5 Juta Orang
Curhat Arthur Irawan Setelah Dicoret dari Timnas
Pergub Parkir Disomasi David, Jokowi Malah Senang