TEMPO.CO , Jakarta - Penyanyi dangdut senior Rhoma Irama pernah dikaitkan dengan kontroversi soal gaya hidup poligami. Hal itu kemudian menjadi "sandungan" isu lanjutan ihwal rencana dicalonkannya Rhoma sebagai presiden pada pemilihan presiden 2014.
Tapi Rhoma punya tanggapan sendiri.
"Di Islam itu prinsipnya monogami. Poligami itu situasional dan kondisonal. Poligami bukan cacat moral di politik, di agama juga," ujarnya saat ditemui di kawasan Harmoni, Jakarta, Jumat, 23 November 2012.
Musisi berjulukan Raja Dangdut ini mengatakan kontroversi merupakan hal yang wajar terjadi. Makanya, ia tak terlalu ambil pusing dalam menanggapinya.
"Tidak ada presiden yang didukung 100 persen. Tapi saya mohon maaf kepada yang kurang bahagia. Saya rasa ini biasa saja," katanya.
Seperti diketahui, ada beberapa kontroversi yang pernah diciptakan Bang Haji--panggilan akrab Rhoma. Pada 2003, Rhoma pernah mengkritik penyanyi dangdut Inul Daratista. Ia menganggap goyangan Inul sarat akan unsur pornoaksi.
Pada tahun yang sama, Rhoma kembali menjadi sorotan media lantaran kepergok berduaan di sebuah apartemen dengan penyanyi dangdut Angel Lelga. Meski awalnya membantah, Rhoma kemudian mengakui sudah menikah siri dengan Angel.
Paling baru, pada Juli 2012, Rhoma tersandung kasus isu politik SARA. Ia melarang warga Jakarta memilih pemimpin bukan muslim. Kala itu Jokowi bersama Basuki "Ahok" maju sebagai pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta.
YAZIR FAROUK
Baca juga:
Pevita Pearce Diasuransikan Rp 10 Miliar
Sentuhan Ang Lee di Life of Pi Menakjubkan
Ebiet G. Ade Tak Sengaja Jadi Penyanyi
Pameran Tafsir Legenda Seni Jepang di Semarang
Shah Rukh Khan Perlu Serba Jumbo