TEMPO.CO, Yogyakarta--Namanya Bedhu. Umurnya baru lima bulan. Tapi polahnya sudah aktif dan lincah. Maklumlah, dia adalah bayi beruang madu yang tentunya cepat tumbuh ketimbang bayi manusia.
Tubuh mungilnya berbalut bulu hitam lebat. Ciri khasnya, ada tanda warna kuning atau oranye yang membentuk huruf V atau U yang melingkar pada leher atau dadanya. Dan sejak Jumat 23 November 2012 dinihari lalu, Bedhu menjadi penghuni sementara Yayasan Konservasi Alam di dusun Paingan, desa Sendangsari, kecamatan Pengasih, kabupaten Kulonprogo.
Baca Juga:
"Dia nyaris diperjualbelikan melalui situs online. Bedhu akan ditukar dengan harimau," kata dokter satwa setempat, Dian Tresno Wikanti saat ditemui di depan kandang Bedhu, Sabtu 24 November 2012.
Penemuan Bedhu berawal dari penyitaan yang dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Jawa Tengah pada Jumat dinihari sekitar pukul 02.00 WIB itu. Usai ada laporan penawaran bayi beruang madu pada situs online.
Bedhu yang dalam penawaran ditempatkan di dalam kandang yang sempit itu akan dijual seharga Rp 21 juta. Ironisnya, pelaku perdagangan satwa yang dilindungi itu adalah seseorang di bawah umur, berinisial F (16 tahun). Nasib bocah tersebut dikabarkan hanya dibina, tanpa ada tindak hukum lanjutan.
"Kami tanya makanan beruang madu itu apa, enggak dijawab. Namanya siapa, enggak dijawab. Benar-benar bikin jengkel," kata Dian.
Untunglah ada orang yang bersedia untuk membocorkan identitas bayi beruang madu itu bahwa Bedhu berasal dari Bengkulu. Binatang dengan nama ilmiah Helarctos malayanus itu memang binatang khas Bengkulu dan menjadi maskot kota Balikpapan.
Berung madu adalah beruang terkecil dari delapan jenis beruang di dunia. Saat dewasa, tingginya hanya 1,4 meter. Beruang madu termasuk satwa yang status konservasinya rentan appendix I yang artinya populasi di alam kurang dari 800 ekor.
Siang itu, Bedhu terlihat riang. Saat beberapa fotografer sibuk membidikkan kameranya pada satwa mungil itu, Bedhu merasa tak terganggu. Lantaran fotografer dilarang menggunakan blits. Bahkan moncong hitamnya keluar dari kandang berjeruji besi saat lensa kamera memotretnya dari jarak dekat. Bedhu tengah asik makan berupa dedaunan dan irisan pisang yang diberi madu. Kondisinya mulai stabil ketimbang kali pertama dibawa dinihari itu.
"Waktu itu dia diare. Juga stres. Kalau ada yang mendekat, dia menjadi buas. Tapi sekarang tidak," kata Heru Catur Nugroho, salah seorang aktivis konservasi setempat.
Hanya saja, ada kelainan yang dialami Bedhu. Bayi beruang yang semestinya masih menyusu induknya itu beberapa kali menghisap alat kelaminnya sendiri. "Ini karena dia dipisahkan dari induknya saat masih menyusu. Jadi dia berusaha mencari benda seperti puting induknya," kata Dian.
Untunglah, Bedhu mau minum susu. Meski tak tahu sampai kapan akan menjalani konservasi, Bedhu tetap akan dilepas ke pusat rehabilitasi di Kalimantan atau Sumatera.
"Usianya masih muda. Masih punya harapan untuk dikembalikan ke habitatnya," kata Manajer Operasional Taman Satwa Wildlife Rescue Center (WRC) Yogyakarta Ferry Ardyanto.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita populer:
Video Jokowi Ahok Ditonton 5 Juta Orang
Curhat Arthur Irawan Setelah Dicoret dari Timnas
Pergub Parkir Disomasi David, Jokowi Malah Senang
Sehari dengan Ahok: Woi Hok, Berangkat Lu !
Sehari dengan Ahok: Jangan Buang Jarum di Monas