TEMPO.CO, Jakarta - Menyambut Hari Guru Nasional, Intel Indonesia Corporation, bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menggelar acara tahunan Intel Education Awards 2012. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) ini, Intel memberikan penghargaan pada enam guru yang dinilai telah berhasil menerapkan pola belajar-mengajar yang terintegrasi dengan teknologi.
Uday Marty, Direktur South East Asia Intel yang menghadiri seremoni pemberian penghargaan ini menyebutkan pendidikan merupakan cara terbaik membangun pondasi menuju Indonesia yang lebih kompetitif dalam persaingan global.
"Dan Intel memiliki komitmen untuk meningkatkan komptensi guru," ujarnya dalam acara pemberian penghargaan yang diselenggarakan di Park Hotel, Jakarta Timur, Selasa, 27 November 2012.
Sebanyak 70 orang guru dari seluruh Indonesia telah melalui tahap penilaian dari panel juri independen, sehingga didapatkan enam guru dengan Rancangan Program Pembelajaran (RPP) terbaik. Keenam guru tersebut adalah:
1. Imam Taufik Hidayat, SMP Yayasan Pendidikan Jayawijaya (YPJ) Kuala Kencana, Timika, Papua.
2. I Gede Eka Mahendra, SMA Negeri 1 Kuta, Badung, Bali.
3.Agus Imam Al Hakim, SMPLB-B YPTB Malang, Jawa Timur.
4.Budi Susanto, SMK Negeri 2 Kudus, Jawa Tengah.
5.Zahra,TK Raudhah Pasuruan, Jawa Timur.
6. Lia Lindawati,SD Al Irsyad Al Islamiyah, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Selain acara yang telah digelar telah digelar ketiga kali ini, program CSR lain yang digelar Intel adalah program pelatihan ICT pada guru Indonesia.
"Sejak 2007 telah ada 70 ribu yang mendapat pelatihan dari Intel," ujar Deva Rachman, Direktur Corporate Affairs Intel Indonesia. Secara global, terdapat 10 juta guru di 60 negara yang telah menerima pelatihan tersebut. Pendanaan yang dikeluarkan Intel untuk kegiatan ini mencapai US$ 10 juta di tingkat global dan US$ 400 ribu untuk wilayah Indonesia.
RATNANING ASIH