TEMPO.CO, Bogor - PT Kereta Api Indonesia kembali menguji kekuatan satu jalur rel kereta di Cilebut, Bogor, Selasa, 27 Nopember 2012. Uji coba kali ini menggunakan rangkaian kereta lokomotif pengangkut batu bara seberat 150 ton.
Beban lokomotif untuk menguji kekuatan rel di lokasi longsor ini dua kali lebih berat ketimbang rmenggunakan TG (kereta pemadat) seberat 50 ton dan dua kali Kereta Rel Listrik khusus perempuan.
"Uji coba menggunakan lokomotif pengangkut batu bara ini baru pertama kali dilakukan. Ini untuk menguji kekokohan atau kekuatan rel jalur I yang saat ini sudah selesai diperbaiki dan sedang disesuaikan dengan instalasi Listrik Aliran Atas (LAA)," kata Kepala Humas Daop I Jabodetabek PT KAI Mateta Rizalulhaq di lokasi longsor, Selasa siang.
Kereta Rel Diesel (KRD) lokomotif melintas di jalur area longsor secara perlahan dengan kecepatan 5 kilometer perjam. Bahkan kereta dengan 6 gerbong tanpa muatan itu, sempat berhenti di atas rel dekat tebing longsoran yang sudah diperkuat bronjong batu dan kantong tanah.
"Uji coba dengan rangkaian lokomotif batu bara tadi rel sudah bisa dilalui. Namun secara formal untuk pengujian dengan rangkaian KRL belum dilakukan lagi," Mateta menjelaskan.
Dia mengatakan, hasil beberapakali uji coba menunjukan kondisi satu jalur rel sudah kokoh dan layak digunakan. Untuk itu, PT KAI tidak akan menunda lagi pengoperasian satu jalur I rel antara Stasiun Cilebut dan Bojonggede.
"Pastinya kita akan segera operasikan KRL untuk umum dengan layanan Bogor-Jakarta, jika rel sudah betul-betul siap dan aman dilintasi," ujar dia. "Kami akan koordinasi dengan Dalops di lapangan dan operator KRL di Stasiun Bogor dan Cilebut."
Sementara itu, wilayah Bogor kembali diguyur hujan deras sejak pukul 15.00. Sebagian pekerja yang melakukan perbaikan rel longsor terpaksa dihentikan, terutama pengurukan tanah. "Untuk pekerjaan lain seperti pemasangan kabel masih dilakukan," Mateta menjelaskan.
ARIHTA U SURBAKTI