TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) meminta Norwegia mempermudah masuknya produk perikanan Indonesia dengan membuka pasar yang lebih besar. Selama ini, nilai perdagangan Indonesia dengan Norwegia dalam bidang kelautan dan perikanan belum seimbang.
“Perdagangan kita tidak imbang. Impor kita masih lebih tinggi dibanding ekspor ke sana,” kata Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP, Saut P. Hutagalung, di Jakarta, Selasa, 27 November 2012.
Ia menyebutkan, tahun lalu, nilai impor produk perikanan Norwegia ke Indonesia sebesar US$ 7 juta, sedangkan ekspor produk perikanan Indonesia ke sana hanya senilai US$ 1 juta. Dari segi volume, impor dari Norwegia juga terus naik. Pada 2011, volume impor produk perikanan Norwegia ke Indonesia sekitar 1.100 ton, lalu naik menjadi 1.400 ton pada 2011.
“Sebagian besar impor dari Norwegia adalah salmon dan trout. Sedangkan ekspor kita ke sana lebih banyak ikan hias laut karena mereka termasuk produsen ikan terbesar,” ujarnya.
Selain itu, KKP meminta pemerintah Norwegia untuk mempermudah masuknya produk perikanan Indonesia dengan menurunkan bea masuk. Bea masuk yang dikenakan untuk produk perikanan dianggap terlalu tinggi. Sebab, Norwegia mengenakan bea masuk produk ikan olahan sebesar 24 persen dan untuk tuna mentah sebesar 21 persen.
“Mereka mengikuti standar Uni Eropa. Kami sedang negosiasi agar mereka mau menurunkan bea masuknya karena kami ingin perdagangan kedua negara lebih sehat,” ujar Saut.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo mengatakan, hari ini pihaknya telah bertemu dengan perwakilan Norwegia di kantornya dalam rangka menjajaki penguatan kapasitas kelembagaan di bidang perikanan dan budi daya untuk mendukung kemandirian pangan. Pertemuan dilakukan oleh Sharif dan jajaran pejabat KKP dengan Wakil Menteri Urusan Perikanan dan Pesisir Kerajaan Norwegia Kristine Gramstad.
Sharif menilai Norwegia merupakan negara yang berhasil mengembangkan industri kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, serta bertanggung jawab terhadap lingkungan. Ia mencontohkan, keberhasilan pemerintah Norwegia di dalam pembangunan kelautan dan perikanan, di antaranya, pemanfaatan arus laut untuk listrik, sistem pemantauan kualitas air laut untuk budi daya laut, pengelolaan keanekaragaman hayati laut, dan eksplorasi laut dalam.
ROSALINA
Berita lain:
Rusuh, Program Sehari Tanpa BBM Subsidi Batal
Pengganti BP Migas Berlogo Baru, Berapa Biayanya?
Rupiah Tembus di Bawah 9.600
McLaren Buka Showroom di Indonesia
Pasokan Premium Habis, Pegawai SPBU Gelar Rujakan