TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Muhammad Hatta, merasa difitnah oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan, terkait tuduhan pemerasan terhadap PT Merpati Nusantara Airlines. "Jadi, apa yang dikatakan Pak DI (Dahlan Iskan) itu tidak benar. Ini fitnah keji yang luar biasa dahsyat, yang sangat berbahaya," ujarnya seusai memberikan keterangan di ruang Badan Anggaran DPR, Rabu, 28 November 2012.
Politikus Partai Amanat Nasional itu menganggap fatal laporan berisi daftar nama anggota Dewan yang diduga memeras Merpati. "Terlebih lagi salah ganti nama, lalu menyebut nama saya. Sebab, ini menyangkut nama baik fraksi dan ini merupakan preseden buruk," kata Hatta.
Ketika disinggung mengenai kemungkinan melayangkan gugatan kepada Menteri Dahlan, Hatta mengatakan masih mempertimbangkan. "Kita mencontoh Rasul yang sudah difitnah, tetapi tetap berpikir cerdas dan jernih," ujarnya.
Hatta mengaku tidak hadir dalam rapat soal Merpati. Ia juga mengaku tidak mengetahui perihal adanya pertemuan anggota-anggota Komisi Keuangan dengan direksi Merpati. "Saya tidak paham," katanya.
Hatta juga menegaskan belum pernah bertemu secara khusus dengan direksi Merpati. "Saya anggota Panitia Kerja Merpati, tetapi tidak pernah bertemu baik formal maupun nonformal dengan Dirut Merpati," ujar dia.
Ia meminta Dahlan untuk mengklarifikasi tudingannya, termasuk melakukan permintaan maaf. "Saya berharap begitu karena Dahlan adalah negarawan," ujar Hatta.
Anggota Dewan lainnya yang hari ini sudah memenuhi panggilan BK DPR terkait dugaan pemerasan terhadap perusahaan pelat merah itu adalah Saidi Butar-Butar dan Linda Megawati dari Fraksi Demokrat. Siang harinya, para anggota Fraksi PDI Perjuangan, I Gusti Rai Agung Wirajaya dan Sumaryoto, dijadwalkan hadir.
SATWIKA MOVEMENTI
Berita terkait:
Saidi Butar-Butar Mengaku Malu Diperiksa BK DPR
Terduga Pemeras dan Direktur Merpati Dikonfrontasi
Giliran Sumaryoto Diperiksa Badan Kehormatan DPR
DPR yang Diduga Pemeras Kirim SMS ke PT PAL
PT PAL Khawatir PMN Terhambat Isu ''Sapi Perah''
Dahlan Enggan Sebut Tambahan Nama Pemeras BUMN