TEMPO.CO, Mataram - Kepala Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat, Soegarenda, menyatakan nilai ekspor konsentrat dari tambang Batu Hijau PT Newmont Nusa Tenggara selama Januari-September 2012 mencapai US$ 435,35 juta atau sekitar Rp 4,14 triliun. Angka ini merosot bila dibandingkan pencapaian pada periode serupa tahun lalu sebesar US$ 868,09 juta atau sekitar Rp 8,25 triliun.
Hal tersebut dipengaruhi oleh menurunnya produksi konsentrat tambang dari Batu Hijau terkait dengan telah masuknya fase 6-7 penambangan saat ini. Artinya, untuk meraih dasar lubang tambang, perlu pelebaran jalan agar lebih memudahkan dan memberi keamanan bagi para pekerja menuju sumber barang tambang tersebut.
Sebelumnya, Presiden Direktur PT NNT Martiono Hadianto menjelaskan bahwa selama tahun 2012 dan 2013 merupakan tahun yang berat. “Ada penurunan kegiatan usaha pertambangan dunia pada umumnya. Keadaan tersebut lebih memperberat kegiatan usaha PT NNT,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Soegarenda menambahkan, secara khusus selama bulan September 2012, ada tiga kelompok jenis barang utama yang diekspor. Pertama, konsentrat tembaga senilai US$ 45,3 juta (98,19 persen), kedua adalah perhiasan-permata senilai US$ 694 ribu (1,51 persen), serta ketiga meliputi produk ikan dan udang senilai US$ 73 ribu (0,16 persen).
Untuk bulan September 2012 saja, nilai ekspor NTB mencapai US$ 46,13 juta atau meningkat 37,06 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya yang bernilai US$ 33,7 juta. “Jenis barang yang diekspor 98,19 persen berupa konsentrat tembaga senilai US$ 45,3 juta,” katanya. Adapun nilai ekspor NTB mencapai US$ 1,14 miliar atau sekitar Rp 10,84 triliun.
SUPRIYANTHO KHAFID
Berita Terpopuler:
Ini Curhat Bekas Penyidik KPK tentang Abraham Samad
Marzuki Alie Lapor Menlu, Dubes di Jerman Santai
Peran Ola Akan Diungkap dari Hillary K. Chimezie
Dahlan: Indonesia-Laos Harusnya Bisa 10-0
Jokowi: Saya Selesai, MRT Selesai