Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pematung Anusapati Mengembalikan Kenangan Kayu  

Editor

Raihul Fadjri

image-gnews
Karya Anusapati berupa patung dan instalasi dari kayu yang dipamerkan secara tunggal dalam tajuk
Karya Anusapati berupa patung dan instalasi dari kayu yang dipamerkan secara tunggal dalam tajuk "mateREALITY" di Sangkring Art Space, Nitiprayan, Bantul, Rabu (21/11). TEMPO/Pito Agustin R
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Rel kereta api itu menempel pada dinding belakang Sangkring Art Space di Nitiprayan, Yogyakarta, dan menjulang hingga delapan meter. Bentuk rel itu melengkung dan berakhir di bangunan kecil dari kayu yang juga menempel di dinding. Bantalan rel itu dari kayu yang tampak lawas.

“Itu bantalan kereta lama. Zaman dulu kan, pakai kayu. Untung masih ada yang jual,” kata Anusapati.

Inilah karya seni instalasi Anusapati, 55 tahun, pematung yang dikenal selalu memakai materi kayu, berjudul Interlude dalam pameran tunggal bertajuk Matereality di Sangkring Art Space 13 November- 8 Desember.

Pada pameran yang digelar Jogja Contemporary ini Anusapati memakai kayu ulin yang memang bekas bantalan rel kereta. Kayu tua itu juga dia pakai untuk membuat obyek berbentuk silinder dengan ujung runcing seperti pensil berjudul Shelter of Despair.

Pada pameran ini Anusapati memamerkan karya patung, instalasi, dan gambar untuk mengajak orang untuk kembali dekat dengan kayu sebagai material, bukan sebagai bentuk. “Karena kayu itu material yang paling akrab dengan manusia sejak zaman dulu,” kata Anusapati kepada Tempo, Rabu pekan lalu.

Anusapati memboyong kayu munggur berdiameter 225 sentimeter setinggi 4 meter yang dia belah menjadi empat bagian pada karya berjudul Going Banck in Time. Seolah Anusapati ingin mempertontonkan ujud kayu seutuhnya sebelum berubah menjadi barang konsumsi manusia.

“Orang kan, sekarang suka perabot seperti meja yang gedhe-gedhe dari kayu munggur. Padahal itu pohon peneduh,” kata Anusapati.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bahkan Anusapati memboyong pohon durian sepanjang 15 meter. Pohon yang masih lengkap dengan cabang dan rantingnya itu dibagi menjadi lima bagian dan digantung dengan kawat baja secara horizontal.

Pada bagian pangkal dengan diameter lebih besar, dia membelah bagian dalam kayu menjadi balok kayu seperti yang dipakai untuk bahan bangunan. Potongan-potongan itu kemudian disatukan memakai baut panjang.

“Saya enggak menebang pohon untuk karya saya. Tapi itu pohon durian yang sudah mati di sekitar terminal Giwangan. Kalau tidak ya beli kayu di toko bangunan,” kata Anusapati.

Untuk mengembalikan bentuk utuh semua pohon itu, Anusapati melengkapinya dengan karya gambar memakai arang (charcoal) di atas kertas. Gambar ini berupa siluet pohon lengkap dengan daunnya. Dosen seni patung Institut Seni Indonesia ini juga memanfaatkan berbagai biji-bijian yang dikemas di dalam kotak kayu dan buku tua untuk mengembalikan kenangan orang tentang asal muasal kayu.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Terpopuler:
Coldplay Akan Vakum 3 Tahun

Syaharani Bakal Manggung di Borobudur Jazz

Jatilan Pentas di Festival Seni Tradisi Solo

Alasan Film Hello Goodbye Berlatar Korea Selatan

Slamet Gundono Luncurkan Julung Sungsang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

5 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

12 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


FSGI Catat Setiap Pekan Terjadi 1 Kekerasan Seksual di Sekolah

3 Juni 2023

Komisioner KPAI, Retno Listyarti, dalam diskusi PR Pendidikan di Hari Anak di Jakarta, 20 Juli 2019. Tempo/Friski Riana
FSGI Catat Setiap Pekan Terjadi 1 Kekerasan Seksual di Sekolah

Selama awal 2023, telah terjadi 22 kasus kekerasan seksual di lingkungan sekolah dengan jumlah korban 202 anak.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.