TEMPO.CO , Yogyakarta: Ratusan warga mengikuti jamasan atau pembasuhan sejumlah kereta keramat milik Keraton Yogyakarta, di Museum Kereta, di Jalan Rotowijayan, Yogyakarta, kemarin.
Kereta Kanjeng Nyai Jimat dan Kyai Wimono Putro, yang usianya hampir tiga abad, dimandikan. Jamasan kereta dilakukan setiap Sura, pada Selasa Kliwon.
“Kami habiskan 10 kilogram lebih jeruk purut untuk perawatan satu kereta,” kata Mas Lurah Surono Pawoko, 67 tahun, penjamas yang juga abdi dalem Keraton Yogyakarta, usai pembasuhan.
Kereta Kanjeng Nyai Jimat dan Kyai Wimono Putro dikeluarkan dari tempat penyimpanan yang menyerupai bentuk rumah. Di tempat itu, tak kurang dari sepuluh kereta kuno lain tersimpan. Menurut Surono, Nyai Jimat merupakan kereta yang ditarik delapan kuda, pernah digunakan pada masa Sultan Hamengku Buwono I sampai V. Pasangannya, kereta Kyai Wimono.
Sebelum pembasuhan, sekitar 30 abdi dalem laki-laki duduk bersila, menyalakan dupa dan berdoa. Setelah kereta dicuci, saat mengeringkan, mereka kembali menyalakan dupa dan berdoa. Agar kereta tak bau apek dan mengundang rayap, bermacam bunga ditaburkan, dari sekar talon, kantil, kenanga, hingga mawar.
Ratusan warga, juga wisatawan asing, langsung mendekati tong-tong air bekas cucian kereta. Seusai upacara, ada yang membawa pulang air dengan kantong plastik, untuk mandi. “Biar awet muda,” kata Sriati, warga Temanggung, Jawa Tengah.
PRIBADI WICAKSONO
Terpopuler:
Pameran Tjipanas Tempo Doeloe Sedot Pengunjung
Pelaku Wisata Desak Kereta Jaladara Dijalankan Lagi
7 Cara Meraup Uang Kala Liburan
Mendorong Anak Lestarikan Permainan Tradisional
Jus Pare, Jajanan Jalanan Taipei
Tempat Berburu Kain Tenun di Bukittinggi (1)
Tempat Berburu Kain Tenun di Bukittinggi (2)
Tempat Berburu Kain Tenun di Bukittinggi (3)