TEMPO.CO , London: Mulailah teliti membeli makanan dengan memperhatikan label produk. Sebab, makanan yang mengandung pemanis buatan dituding meningkatkan jumlah pengidap diabetes tipe 2.
Studi terbaru dari peneliti Oxford University menemukan negara-negara yang menggunakan sirup jagung tinggi fruktosa (high fructose corn syrup/HFCS) dalam jumlah besar mempunyai tingkat pengidap diabetes yang lebih besar dibanding negara yang mengkonsumsi lebih sedikit.
Di antara 42 negara yang menjadi objek penelitian, rata-rata pengidap diabetes adalah delapan persen pada negara yang tinggi mengkonsumsi HFCS dan 6,7 persen pada negara yang rendah tingkat konsumsinya.
"Penelitian ini menemukan bahwa HFCS dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, dimana dia menjadi salah satu penyebab umum kematian di dunia saat ini," kata guru besar Oxford University, Stanley Ulijaszek, yang memimpin studi ini sebagaimana dilansir dari situs Daily Mail, Rabu, 28 November 2012.
Di Inggris, merek-merek makanan yang mengandung sirup fruktosa diantaranya adalah McVitie’s HobNobs, McVitie’s Jaffa Cakes, Carte D’Or ice cream, Kellogg’s Corn Flakes, Kellogg’s All Bran, Ribena and Mr Kipling Bakewell Slices. Di label makanan, kandungan sirup fruktosa disebut sebagai glucose-fructose syrup, high fructose corn syrup, atau HFCS.
HFCS mempunyai proporsi gula fruktosa yang lebih besar dibanding sukrosa yang mengandung jumlah sama dengan glukosa. HFCS digunakan secara luas pada minuman dan makanan seperti biskuit, es krim. Fungsinya adalah sebagai pemanis, juga mempercantik penampilan dengan warna coklat yang konsisten setelah dipanaskan di oven.
Sebagaimana dilaporkan dalam jurnal Global Public Health, diantara negara-negara yang diteliti, Amerika adalah negara terbesar dengan konsumsi HFCS per kepala. Jumlahnya mencapai 24,95 kilogram per kapita per tahun. Negara lain dengan konsumsi tertinggi diantaranya adalah Hongaria, Kanada, Slovakia, Bulgaria, Belgia, Argentina, Korea, Jepang, dan Mexico.
Sementara konsumsi HFCS di Inggris termasuk rendah. Angkanya kurang dari 0,45 kilogram per kapita per tahun. Negara lain dengan tingkat konsumsi yang rendah diantaranya adalah Australia, China, Denmark, Prancis, India, Irlandia, Italia, Swedia, dan Uruguay.
Meskipun begitu, Ulijaszek mengatakan, Inggris adalah negara dengan total konsumsi gula yang tinggi. Angkanya mencapai 40 kilogram per orang per tahun. Konsumsi gula, terlepas apapun jenisnya, kuat dikaitkan dengan penyakit diabetes. "Ada banyak faktor yang terlibat dalam diabetes. Titip utama dalam penelitian kami adalah hubungannya dengan fruktosa, tapi gula jenis lainnya telah dikaitkan dengan diabetes dalam penelitian sebelumnya," kata dia.
"Jika HFCS adalah faktor risiko diabetes -salah satu penyakit kronis paling serius di dunia- maka kita perlu menulis kembali panduan diet nasional dan mengkaji ulang kebijakan perdagangan agrikultul," kata Tim Lobstein, Direktur Kebijakan International Association for the Study of Obesity-Inggris, mengomentari penelitian ini. "HFCS akan bergabung dengan lemak trans dan garam sebagai kandungan makanan untuk dihindari, dan makanan harus mencantumkan label peringatan."
DAILY MAIL | AMIRULLAH
Terpopuler:
Ketika Si Mungil di Genggaman Selebritas
Cara Mencuci Wajah dengan Benar
Minum Soda Berisiko Kena Kanker
Cara Asyik Diet untuk Diabetes
Tepat Menyikapi Gangguan Adrenal
Menulis Bantu Otak Lansia Tetap Sehat
Benarkah Toilet Adalah Tempat Paling Kotor?
Mengenal 10 Gangguan pada Kaki