TEMPO.CO, Mataram - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat (NTB), Bambang Himawan, memaparkan bahwa kredit umum yang dikucurkan kalangan perbankan di daerah itu masih didominasi kredit yang bersifat konsumtif.
Menurut Bambang, hingga triwulan III tahun 2012 atau hingga September, dari total kredit yang disalurkan, yakni Rp 14,82 triliun, sebanyak 57,26 persen di antaranya atau Rp 8,08 triliun merupakan kredit konsumsi. Sedangkan kredit untuk modal kerjanya 30,36 persen atau Rp 4,28 triliun. Sisanya berupa kredit senilai Rp 1,75 triliun.
”Tapi besaran kredit konsumsi tahun ini sudah menurun dibandingkan sebelumnya, yang mencapai 70-an persen atau Rp 9,3 triliun,” kata Bambang, Jumat, 30 November 2012.
Bambang juga mengemukakan keseluruhan jumlah kredit yang disalurkan Rp 14,82 triliun tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan, yakni Rp 12,90 triliun.
Secara sektoral, dibanding setahun sebelumnya, pertumbuhan kredit tertinggi adalah untuk sektor pertanian yang tumbuh hingga 348,11 persen. Disusul sektor pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 87,83 persen. Sedangkan kredit pada sektor pertambangan mengalami pertumbuhan negatif, yakni minus 66,21 persen.
Berdasarkan pangsanya, penyaluran kredit produktif masih terkonsentrasi pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 29,67 persen atau Rp 4,18 triliun. Sedangkan kredit konstruksi 2,97 persen atau Rp 419,05 miliar dan sektor jasa dunia usaha 32 persen atau Rp 327,31 miliar.
Adapun penyaluran pembiayaan dana bank umum syariah mencapai Rp 1,175 miliar dari jumlah dana yang dihimpun dari pihak ketiga sebesar Rp 671 miliar. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menyalurkan kredit Rp 700,53 miliar.
Juru bicara BI Perwakilan NTB, Hendik Sudaryanto, mengatakan, penyaluran kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bank umum sebesar Rp 14,08 triliun. Perinciannya, berdasar skala kredit, didominasi kredit kecil pagu Rp 50 juta hingga Rp 500 juta, yang mencapai 20,25 persen atau Rp 2,86 triliun; dan kredit mikro pagu hingga Rp 50 juta mencapai 59,06 persen atau Rp 8,34 triliun. Sedangkan pangsa kredit menengah pagu Rp 500 juta hingga Rp 5 miliar hanya 15,46 persen atau senilai Rp 2,18 triliun.
SUPRIYANTHO KHAFID
Berita terpopuler lainnya:
Bakrie Tak Masuk 40 Besar Orang Terkaya Forbes
Anak Taipan Terkaya Indonesia Investasi di Internet
UMK Mahal, 1.000 Buruh Mebel Surabaya akan Di-PHK
Harga Bensin Premium Naik Tahun Depan
Punya 40 Miliarder, Kok, Penerimaan Pajak ''Landai''?
Menteri Tifatul Berpantun, Sebut Mari Pangestu