TEMPO.CO, Jakarta - Spekulasi bahwa Pemerintah dan Kongres Amerika Serikat mampu mencapai kesepakatan pagu anggaran untuk menghindari Fiscal Cliff berupa kenaikan pajak dan pemangkasan anggaran memunculkan risk appetite (keberanian mengambil risiko) para pelaku pasar. Tekanan dolar Amerika Serikat pun mengendur sehingga rupiah ditutup menguat dibawah 9.600 per dolar AS
Seruan dari pemimpin partai oposisi agar Bank Sentral Jepang (BoJ) mengeluarkan segala upayanya untuk mengucurkan dana ke sistem keuangan membuat yen kembali melemah terhadap mata uang dunia memicu animo pemodal untuk memburu aset dalam mata uang yang berimbal hasil tinggi. Hal ini membuat rupiah dan mata uang regional ditransaksikan menguat terhadap dolar Amerika.
Dipasar uang hari ini, Kamis, 30 November 2012, nilai tukar rupiah ditutup menguat 5 poin (0,05 persen) ke level 9.595 per dolar AS. Dan sepanjang bulan November mata uang lokal 10 poin (0,1 persen) dibanding posisi akhir bulan Oktober lalu di 9.605 per dolar Amerika.
Pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Yohanes Ginting menjelaskan, adanya harapan penyelesaian masalah Fiskal Cliff (Tebing Fiskal) di Amerika dan BoJ akan terus mengguyur likuiditas ke pasar membuat pelaku pasar cenderung melepas mata uang yang dianggap aman seperti dolar dan yen.
Mereka mengalihkan portofolionya dalam mata uang yang berimbal hasil tinggi di pasar berkembang seperti rupiah dan mata uang Asia lainnya. “Adanya sentimen positif di pasar global pasti adalah pengaruhnya terhadap rupiah,” tutur Yohanes.
Tercapainya kesepakatan pinjaman untuk Yunani mampu meredakan kecemasan pasar dan mata uang tunggal Uni Eropa, euro berhasil menguat hingga di atas US$ 1,30 membuat tekanan terhadap rupiah juga mereda. Apalagi mulai berkurangnya kebutuhan dolar AS dari korporasi membuat rupiah berhasil menguat dibawah level 9.600 per dolar AS.
Mata uang regional sebagian besar ditutup menguat terhadap dolar Amerika. Won Korea terapresiasi 0,12 persen, peso Philipina menguat 0,0,07 persen, ringgit Malaysia naik 0,19 persen, serta bath Thailand juga menguat 0,07 persen.
Mata uang utama, euro menguat 0,15 persen menjadi US$ 1,2990, sedangkan yen Jepang melemah 0,63 persen ke 82,64 per dolar AS. Dan indeks dolar AS terhadap enam mata uang rival utamanya turun tipis 0,184 ke level 80,186.
PDAT | VIVA B. KUSNANDAR