TEMPO.CO, Beijing - Keponakan dari Chen Guangcheng, aktivis Cina yang kini berada di Amerika Serikat, dijatuhi hukuman lebih dari tiga tahun penjara pada hari Jumat. Ia didakwa menyerang dan melukai seorang pejabat pemerintah yang masuk ke rumah keluarga itu pada bulan April. Sang pejabat datang untuk mencari Chen, yang saat itu dikabarkan menghilang.
Chen Kegui, 33 tahun, dinyatakan bersalah setelah persidangan tertutup dalam waktu sangat singkat di Provinsi Shandong. Gedung pengadilan berada tidak jauh dari rumah tempat pamannya, seorang aktivis hak asasi manusia yang buta, disekap selama 18 bulan bersama istrinya, dan kadang-kadang, anak mereka.
Penahanan mereka menuai kecaman internasional. Chen berhasil lolos dari penahanan itu dan berlindung di dalam Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beijing. Setelah kebuntuan diplomatik yang menegangkan pada bulan Mei, para pejabat Cina memperbolehkan Chen dan keluarganya pindah ke Amerika Serikat.
Kelompok advokasi HAM menyatakan pengadilan atas Chen Kegui penuh rekayasa dan lebih bermotif balas dendam. Selama proses pengadilan, pihak berwenang berulang kali menolak tim pembela hukum keluarganya. Bahkan, pengacara yang ditunjuk pengadilan pun tidak diberi tahu tentang tanggal dimulainya sidang sampai sesaat sebelum sidang digelar.
Selama persidangan, ayah Chen dilarang memasuki ruang sidang bersama istrinya. Jaksa juga tidak menghadirkan seorang pun saksi yang meringankan.
Putusan tiga tahun tiga bulan penjara yang diberikan dipandang asal diberikan. "Sungguh seperti lelucon yang luar biasa," kata Jerome A. Cohen, profesor hukum di New York University, yang menggalang solidaritas untuk Chen Guangcheng.
Polisi di Yinan County menangkap Chen Kegui setelah dia dilaporkan menikam seorang pejabat yang berada di antara beberapa orang yang menerobos masuk ke rumah keluarga dalam pencarian Chen. Sang pejabat mengenakan pakaian preman dan tak memberi tahu jati dirinya. "Tentu saja Kegui tidak bersalah, dia hanya melindungi keluarga dari penyusup," kata ayahnya, Chen Guangfu.
NEW YORK TIMES | TRIP B