TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia, Telisa Aulia Felianty, mengatakan momen inflasi terendah biasanya terjadi pada bulan Maret dan April sehingga tepat untuk momentum menaikkan harga BBM subsidi. "Inflasi terendah biasanya saat panen beras, sekitar Maret hingga April," kata Telisa saat dihubungi Tempo, Ahad, 2 Desember 2012.
Menurut Telisa, kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi lebih tepat jika dinaikkan pada bulan-bulan tersebut. "Kalau Januari, nanti bersamaan dengan kenaikan TDL, justru semakin membebani," kata dia.
Pengamat minyak dan gas dari Center for Petroleum and Energy Economics Studies, Kurtubi, mengatakan kenaikan harga BBM bersubsidi harus menunggu momentum inflasi terendah. Menurut dia, waktu tersebut dapat mengurangi dampak gejolak sosial dan gejolak inflasi.
Kemarin, diusulkan agar pemerintah menaikkan harga BBM subsidi menjadi Rp 6.000 per liter pada 2013. Kenaikan pada awal tahun ini dinilai menjadi momen yang tepat untuk menerapkan kebijakan kenaikan harga. Kenaikan ini juga dinilai mampu mengurangi subsidi BBM sebanyak Rp 70 triliun.
Senada, pengamat energi dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, menyatakan kondisi ekonomi masyarakat pada saat ini mampu menerima kenaikan harga BBM. Menurut dia, waktu yang paling tepat untuk menetapkan kenaikan harga adalah pertengahan semester pertama 2013.
Meski begitu, dia pesimistis pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsid. Sebab pemerintah sudah menetapkan kuota BBM subsidi sebanyak 46 juta kiloliter dalam APBN 2013.
AYU PRIMA SANDI