TEMPO.CO , Jakarta: Kisah dalam buku terbaru J.K. Rowling, The Casual Vacancy, terjadi di Pagford, kota kecil rekaan Rowling. Meskipun tampak permai dan tenteram, desa itu ternyata menyimpan banyak kekelaman.
Semua berawal dari kematian mendadak Barry Fairbrother, seorang anggota dewan. Kursi yang ditinggalkannya pun kosong. Karena itu, diadakan pemilihan untuk mencari penggantinya. Kisahnya merembet tak hanya soal politik lokal, tapi juga problem sosial, keluarga, percintaan, narkotik, hingga... pembunuhan! Kota yang semula adem ayem itu pun meledak.
Selain almarhum Barry Fairbrother, tokoh sentral dalam novel ini adalah Krystal Weedon. Gadis belasan tahun itu dibesarkan oleh orang tua yang pecandu narkotik di Fields. Tubuh belianya yang seksi membuat ia dikejar-kejar Fats, anak kepala sekolah dan konselor sekolah. Fats tak melihat Krystal sebagai seorang gadis, melainkan lebih sebagai "those splendid breasts, that miraculously unguarded vagina”—kalimat sangat seksual yang takkan kita temui sepotong pun di Harry Potter. Ya, kali ini, Rowling tak ragu mendeskripsikan ginekologi dan kelamin.
Ini memang bukan buku anak. Rowling tak ragu menabur kata-kata f*ck pada banyak bagian. Dia juga tak perlu membatasi diri dengan penokohan yang serba sopan. Ia, misalnya, menampilkan karakter remaja yang diperkosa oleh pengedar heroin yang kemungkinan besar adalah ayah dari adik kandungnya (well, sulit dibuktikan karena sang ibu adalah seorang pekerja seks). Karakter-karakter yang rumit dan penuh intrik ini menjejali para pembaca sejak halaman pertama.
Seperti juga di tujuh buku Harry Potter, Rowling tak hanya menyuguhkan pembacanya dengan kisah petualangan, tapi juga pilihan-pilihan kata yang asyik dan penuh deskripsi mendetail. Soal bahasa Rowling yang sangat detail ini menjadi "problem" dalam penerjemahan ke bahasa lain. Saya membaca buku dalam bahasa aslinya sehingga belum melihat versi Indonesia-nya.
Penerbit Mizan Pustaka –yang mendapat hak penerbitannya—menyatakan kesulitan terbesar mereka adalah mengalihkan gaya bahasa Rowling ke dalam Bahasa Indonesia. "Kata-kata itu tidak bisa diterjemahkan begitu saja karena maknanya akan berbeda dan kita akan kehilangan esensinya," kata Andityas Prabantoro, pemimpin redaksi Mizan Pustaka, yang juga penerjemah buku ini, saat acara soft launching The Casual Vacancy edisi Indonesia, akhir November lalu. Belum lagi istilah ketatanegaraan dan hukum di Inggris, termasuk frase casual vacancy yang sangat khas.
ANDARI KARINA ANOM
Berita Pilihan:
Ini Dia K-Pop Idol yang Operasi Plastik
Kalah, Nilmaizar Tetap Puji Timnas AFF 2012
Suporter Indonesia Dihadang Suporter Malaysia
Mou Emoh Pikirkan Penghargaan Pelatih Terbaik
Kalah 2-0, Indonesia Gagal Lolos ke Semifinal
Ahok: Boikot ''Cara Konyol'' Penyelenggara PRJ