TEMPO.CO, Jakarta - Perilaku para politikus di Indonesia penuh warna-warni. Ada yang santun dan peduli pada rakyat seperti yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Ada pula kiprahnya selalu dekat dengan "tempat-tempat basah" anggaran. Tak sedikit pula politikus yang tersandung skandal-skandal perempuan. (Baca: Bupati Garut Dilaporkan ke Polisi karena Nikah Hanya Empat Hari)
Politikus PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, kepada Tempo pertengahan November lalu pernah mengatakan, "Kami bukanlah lembaga para nabi atau malaikat," katanya. "Tetapi kami juga bukan lembaganya para napi." Hal itu disampaikan Hendrawan saat mengomentari tindakan Menteri BUMN Dahlan Iskan yang melontarkan bola panas soal permintaan jatah atau upeti kepada direksi BUMN. Menurut mereka, isu yang disampaikan Dahlan tidak berdasarkan bukti yang cukup. "Itu informasinya tidak berdasarkan fakta dan data,"
Misbakhun adalah salah satu politikus yang namanya sempat terseret kasus soal uang. Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu dinyatakan bersalah atas pemalsuan dokumen pencairan kredit pembiayaan perdagangan pada Bank Century. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memvonis Misbakhun 1 tahun penjara pada November 2010. Dalam proses banding, hukumannya diperberat menjadi 2 tahun. Di tahap kasasi, MA menguatkan putusan banding. Pada 5 Juli lalu, MA mengabulkan peninjauan kembali Misbakhun. (Baca: Dua Hakim Agung Ini Diduga Loloskan PK Misbakhun)
Saat ini sudah ada 40 anggota DPR terjerat kasus yang merugikan negara itu. Mereka terseret berbagai kasus korupsi mulai dari suap pemilihan Deputi Gubernur Miranda Goeltom, sampai proyek-proyek korupsi di berbagai daerah. Ketua DPR Marzuki Alie sampai pusing memikirkannya, "Nah, ini kalau ditangkap-tangkap terus tanpa ada solusi, kan, tidak baik," kata Marzuki di gedung DPR, Kamis, 23 Februari 2012.
Yang tak kalah banyak adalah politikus yang terseret skandal perempuan. Dari mulai anggota bupati sampai anggota DPR ada yang terseret kasus ini. Kasus yang terakhir adalah kasus Bupati Garut Aceng H.M. Fikri yang menikah siri dengan Fany Oktora, 18 tahun. Pernikahan ini ramai digunjingkan banyak orang karena cuma berlangsung empat hari. Fany mengaku dicerai Aceng lewat SMS. Apalagi disebut-sebut biaya menikah empat hari itu "cuma" Rp 250 juta.
Bupati Garut itu menduga kasus pernikahan kilatnya menjadi ramai sekarang karena dipolitisasi. "Ada yang bermain, ada yang memanfaatkan masalah ini," ujarnya.
Sejumlah borok itu menambah panjang daftar hitam politikus Indonesia.
Berita Terpopuler Lainnya
Bupati Garut Dilaporkan ke Polisi, Karena Nikah Hanya Empat Hari
Nikah 4 Hari, Janda Kencur Bupati Garut Stres
Dua Hakim Agung Ini Diduga Loloskan PK Misbakhun
Kapolri: Tidak Boleh Ada Polisi Gendut
Mahfud Md.: Pemilik Media Mengancam Kebebasan Pers