TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, menilai sektor perikanan kurang mendapat perhatian investor. Hal ini terlihat dari investasi sektor perikanan yang masih rendah meski Indonesia sebagai negara maritim.
"Sebagai negara maritim, Indonesia belum mampu memberdayakan sumber daya laut secara maksimal," katanya usai penandatanganan kerja sama Kadin dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, di Hotel Sahid, Jakarta, Senin, 3 Desember 2012.
Menurut ia, investasi di Indonesia masih berorientasi di darat, sehingga sektor kelautan dan perikanan masih kurang mendapat perhatian dari investor. Perlu upaya keras dari pemerintah maupun pelaku usaha untuk menarik investasi kelautan dan perikanan.
Ke depan, ia melanjutkan, untuk mengembangkan sektor ini, perlu ada investasi yang bersifat terpadu. Alasannya, masalah perikanan mempunyai spektrum yang luas, dari hulu ke hilir. “Masalah investasi yang dihadapi seperti kemampuan penangkapan, penyimpanan dan pengawetan, pengemasan, pengangkutan, hingga ke pemasaran.”
Rendahnya investasi ini, kata Suryo, ternyata berbanding lurus dengan rendahnya konsumsi ikan di Indonesia. Konsumsi ikan di Indonesia masih sangat rendah, yaitu sekitar 23 kilogram per kapita per tahun. Angka ini di bawah standar minimum yang ditetapkan FAO sebesar 30 kilogram per kapita per tahun. "Dengan target 30 kilogram ini, akan diperlukan konsumsi sebesar 7,5 juta ton," katanya.
Konsumsi ikan penduduk Indonesia ternyata kalah dibandingkan dengan Singapura, Thailand, dan Malaysia yang sudah mencapai 40 kilogram per kapita per tahun. Bahkan, Amerika Serikat sudah mencapai 80 kilogram dan Jepang mencapai 140 kilogram per kapita per tahun.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut P. Hutagalung, mengakui masih rendahnya investasi di sektor ini. Padahal, sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi yang besar. Kementerian, katanya, akan mendorong investasi melalui industrialisasi perikanan dan kelautan yang mempunyai keunggulan komparatif tinggi.
"KKP terus membuka diri kepada investor domestik dan luar negeri agar lebih memfokuskan dananya kepada usaha di bidang kelautan dan perikanan," katanya.
Berdasarkan data, realisasi investasi sektor perikanan pada triwulan II 2012 sebesar Rp 14 miliar dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan US$ 19 juta disumbang melalui penanaman modal asing (PMA). Total kontribusi investasi PMDN sektor perikanan hanya 0,4 persen dari total investasi PMDN. Begitu pula dengan kontribusi PMA di sektor perikanan yang hanya sebesar 0,3 persen dari total PMA.
ROSALINA