TEMPO.CO, Jakarta- Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) mendorong kenaikan tingkat penghunian kamar di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tingkat penghunian kamar hotel berbintang di 20 provinsi pada Oktober 2012 mencapai 54,90 persen atau naik 0,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada Oktober, kenaikan tertinggi terjadi di Lampung dengan kenaikan 14,01 poin. Diikuti Kalimantan Barat dengan 7,76 poin dan Kalimantan Timur dengan 6,33 poin. “Ada penumbuhan yang signifikan pada investasi hotel dan restoran dengan tumbuhnya sektor wisata,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, dalam paparan capaian 2012 di Jakarta, Senin, 3 Desember 2012.
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Oktober 2012 naik 4,93 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Wisman yang mengunjungi Indonesia pada Oktober mencapai 688.341, sementara tahun lalu jumlah wisman mencapai 656.006.
Jumlah wisatawan nusantara (wisnus) pada semester pertama 2012 naik 0,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jumlah wisnus pada 6 bulan pertama 2012 mencapai 105.954.040 perjalanan, sementara pada 2011 jumlah wisnus mencapai 105.849.279 perjalanan.
Secara kumulatif, tingkat hunian hotel rata-rata hotel berbintang dari 20 provinsi pada Januari-Oktober 2012 mencapai 52,57 persen atau naik 0,05 poin dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan TPK tertinggi selama Januari-Oktober terjadi di Kalimantan Barat yaitu 9,46 poin, disusul Jawa Tengah dengan 7,50 poin dan Yogyakarta dengan 4,22 poin.
Ketua Umum Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI), Yanti Sukamdani mengatakan tingkat hunian kamar di Jakarta dan Bali sangat tinggi. Yakni masing-masing 70 persen dan 90 persen.
“Tugas kita sekarang bagaimana mengalihkan turis agar mau berkunjung ke daerah lain seperti Komodo, NTB,” katanya. Tahun depan, ia menargetkan akan ada tambahan 50 ribu kamar dari pembangunan hotel-hotel baru.
Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Didin Junaedi, mengatakan tingkat hunian kamar yang meningkat didukung oleh pertumbuhan masif pariwisata Indonesia. Pertumbuhan industri penerbangan untuk wisata juga berkontribusi pada peningkatan TPK. “Tumbuhnya low cost carrier juga menyebabkan mass tourism ini,” ucapnya.
Sayangnya destinasi wisata baru mencapai kota-kota besar, belum mencapai pulau-pulau kecil yang potensial. “Pariwisata bahari harus terus didorong. Dalam 4 tahun ini, wisatawan luar ngeri harus didorong untuk wisata bahari di pulau-pulau kecil.”
ANANDA TERESIA