TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat RI mendesak pemerintah segera merealisasikan penambahan kuota BBM bersubsidi. "Kami sudah menyetujui penambahan kuota BBM bersubsidi sebanyak 1,23 juta kilo liter. Tinggal pemerintah segera merealisasikan penambahan kuota tersebut saat ini juga, tanpa jeda," kata Wakil Ketua Komisi Energi DPR RI Effendi di komplek Parlemen, Senayan, Senin, 3 Desember 2012.
Menurut Efendi, tambahan kuota itu harus segera direalisasikan demi mencegah kekosongan pasokan BBM bersubsidi di masyarakat. Dengan demikian, ketersedian pasokan BBM bersubsidi dapat tetap terjamin dan tidak terjadi kekosongan stok.
Senada dengan Effendi, Ketua Komisi Energi DPR RI, Sutan Bhatoegana juga meminta hal yang sama. "Setelah diputuskan persetujuannya, maka pemerintah harus mencari mekanisme untuk mengadakan tambahan kuota BBM bersubsidi ini," kata Sutan saat ditemui pada saat yang sama.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, menyatakan akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk mencari cara untuk menambah pasokan BBM bersubsidi. Ia mengatakan, hingga saat ini pemerintah belum memutuskan secara resmi mekanisme pengadaan tambahan kuota BBM bersubsidi tersebut.
"Hal terpenting saat ini adalah memastikan bahwa penambahan kuota ini disetujui oleh dewan. Masalah dari mana dana untuk menambah kuota, biar dicari caranya oleh Menteri Keuangan," kata Jero.
Jero mengaku belum mendapat kepastian apakah dana penambahan kuota akan ditalangi PT Pertamina terlebih dahulu atau didapat dari dana talangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2013.
Sebelumnya, Komisi Energi meloloskan permintaan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk menambah kuota bahan bakar minyak bersubsidi. DPR menyetujui untuk menambah kuota BBM bersubsidi sebesar 1,23 juta kilo liter hingga akhir tahun 2012.
Jero beralasan, penambahan kuota itu mendesak dan perlu segera disetujui karena pasokan BBM bersubsidi yang terus menipis. Dari catatan yang ia miliki, pasokan premium akan habis pada 11 Desember mendatang. Sedangkan pasokan solar akan habis pada 23 Desember.
RAFIKA AULIA