TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah mampu memanfaatkan pelemahan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang utama dunia dengan kembali terapresiasi mendekati level 9.600. Kendati masih ada sentimen positif dari defisit perdagangan, mata uang lokal berhasil menguat tipis.
Pada transaksi pasar uang hari ini, Rabu, 5 Desember 2012, nilai tukar rupiah ditutup menguat 4 poin (0,04 persen) ke level 9.601 per dolar Amerika. Transaksi rupiah berada dalam rentang 9.596 hingga 9.614 per dolar.
Pengamat pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Apelles R.T Kawengian, mengemukakan negatifnya neraca perdagangan dan masih adanya ketidakpastian masalah tebing fiskal di Amerika sempat mengganjal pergerakan rupiah. Namun, jebloknya dolar AS terhadap mata uang utama membuat tekanan rupiah berkurang sehingga mata uang lokal mampu berbalik arah menguat di akhir transaksi.
Pergerakan rupiah masih terlihat datar dan berada dalam kisaran 9.590 hingga 9.630 per dolar AS. Sempat menyentuh dibawah 9.600 per dolar AS, namun rupiah kembali melemah karena kecemasan atas defisit perdagangan. ”Dari sisi fundamental, rupiah sebenarnya aman terkendali,” kata Apelles.
Ada sedikit kekhawatiran bahwa dengan rendahnya inflasi, hingga November hanya 3,73 persen akan membuka ruang bagi Bank Indonesia untuk memangkas suku bunganya pada Rapat Dewan Gubernur pekan depan. “Namun, sampai akhir tahun ini hal itu belum akan dilakukan, mengingat kondisi rupiah masih masih berada dalam tren melemah,” paparnya.
Dari kawasan regional, mata uang Asia sebagian besar ditutup menguat. Won Korea menguat 0,18 persen ke 1.081,5, ringgit Malaysia terapresiasi 0,09 persen menjadi 3,0413, peso Philipina menguat 0,03 persen ke 40,866 per dolar AS. Sementara dolar Singapura sore ini melemah 0,08 persen ke 1,2187 per dolar AS.
Menguatnya euro hingga menyentuh US$ 1,31 membuat tekanan dolar terhadap rupiah dan mata uang Asia lainnya mengendur.
PDAT | VIVA B. K
Terpopuler:
Hatta Setuju MRT Disubsidi Pemerintah
Saham BCA dan Astra Beratkan Indeks
HTI Minta Pemerintah Tak Campuri Urusan UMK
Rupiah Melemah Terbebani Defisit Perdagangan
YLKI: Regulasi Kartu Kredit Sangat Lemah
Dahlan Iskan Sebut Dua Syarat Calon Pemimpin
Tunggu Kemajuan Fiscal Cliff, Wall Street Turun