TEMPO.CO, Jakarta - Bali hendak disetarakan dengan Davos, Swiss, dan Rio de Janeiro, Brasil. Indonesia akan menyelenggarakan konferensi kebudayaan tingkat dunia, World Culture Forum, di Pulau Dewata itu pada 24-29 November 2013. Ajang ini setingkat dengan konferensi ekonomi, World Economic Forum, yang digelar di Davos, Swiss, ataupun bidang lingkungan, International Environment Forum (IEF) yang digelar Rio de Janeiro, Brasil.
Rencana itu terungkap dalam Dialog Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Hotel Alila Jakarta, 5 Desember 2012. Dialog yang dibuka Plt. Direktur Jenderal Kebudayaan, Prof. H. Kacung Marijan, Ph.D ini menghadirkan narasumber budayawan dan akademisi, di antaranya Eka Budianta, Jaya Suprana, Radhar Panca Dahana, dan Taufik Rahzen.
Dalam dialog, Radhar Panca Dahana mengkritik dan menilai bahwa Indonesia tidak memiliki visi dan strategi kebudayaan. Ia membandingkannya visi dan strategi negara Cina, India, Persia dan Korea.
Radhar mengatakan, pemerintah semestinya memberi kesan baik terlebih dulu kepada dunia mengenai kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, kebudayaan Indonesia bisa menjadi katalisator ajang tadi. Yang terjadi sekarang, kata dia, Indonesia tidak menjadi katalisator budaya. “Seniman tidak diperhatikan sehingga banyak mengundang cerita menyakitkan,” ujarnya.
Ia masih berharap penyelenggara konfensi budaya ini berbenah jelang ajang besar itu. ”Jangan sekadar menjual kecap dan menjadi pencitraan pejabat sehingga dunia internasional tahu,” katanya.
Jaya Suprana membandingkan Indonesia dengan Kuba atau Vietnam dalam hal memberi penghargaan pada warisan budaya. “Vietnam mengadakan pesta ketika mendapat pengakuan warisan budaya dari Unesco. Kuba juga memiliki semangat berkobar-kobar untuk warisan budayanya,” kata Jaya.
Sedangkan pengakuan yang diberi kepada Tari Saman setahun lalu sebagai warisan budaya tidak diketahui menyeluruh dan tidak dirayakan meluas. “Lebih dibutuhkan kebangkitan nasional dibanding kebanggaan nasional,” kata Jaya.
Taufik Rahzen menjelaskan, gagasan WCF jatuh bangun sejak digagas pada 2005. Beberapa negara dunia sudah menggelar forum kebudayaan dunia, misalnya Cina, Jepang, dan India. “Kekuatan kebudayaan menjadi tema utama Unesco. Kebudayaan menjadi panglima dan pilihan dalam keragaman dunia,” kata Taufik.
Pilihan Bali menjadi rumah dunia di bidang kebudayaan ini diharapkan menjadi kiblat budaya dunia nantinya. Pada 24 hingga 29 November tahun depan, selain digelar konperensi juga digelar festival budaya dan film, penampilan karya maestro seni (art olympiad) dan karnaval.
WCF adalah konferensi tingkat tinggi dunia yang diadakan atas prakarsa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Konferensi ini akan membahas empat tema, yakni kebudayaan, kebebasan dan kelangsungan kehidupan sosial, ekonomi, lingkungan dan konvergensi kebudayaan dikaitkan dalam konteks budaya global.
EVIETA FADJAR
Berita Terpopuler
Guns N'' Roses Siap Gebrak Jakarta
Noah Dilarang Konser di Palu
Grup Soneta Dianggap Setara The Rolling Stone
Band Pembuka Konser Guns N'' Roses Masih Misterius