TEMPO.CO, New Bataan — Presiden Filipina Benigno Aquino pada Jumat, 7 Desember 2012 mengunjungi wilayah selatan Filipina yang porak-poranda akibat badai Bopha. Kepada para korban selamat, putra bekas Presiden Corazon Aquino itu berjanji untuk mencegah musibah ini terulang lagi.
“Saya berada di sini untuk mendengar penjelasan. Ini bukan waktu untuk saling menyalahkan. Ini waktunya untuk bekerja keras,” kata Benigno saat tiba di Kota New Bataan dengan helikopter.
Pemerintah Filipina mengumumkan jumlah korban tewas sebanyak 418 orang, sedangkan 383 lainnya hilang. Adapun jumlah pengungsi kini mencapai lebih dari 300 ribu jiwa.
Badan Mitigasi Bencana Nasional Filipina menyatakan sebanyak 16 ribu rumah penduduk hancur akibat terjangan badai yang terjadi Selasa lalu. Lembaga itu memperkirakan kerusakan akibat bencana mencapai 4 miliar peso atau Rp 938 miliar.
Komandan militer lokal mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya mengalami kesulitan melakukan evakuasi sejumlah jenazah korban. Sebab, jasad-jasad tersebut terbenam dalam banjir lumpur yang tingginya mencapai paha orang dewasa. “Kami tidak memiliki peralatan khusus untuk melakukan evakuasi ini,” ujarnya.
Guna menghindari merebaknya wabah penyakit karena jasad yang membusuk, Gubernur Compostela Valley Arturo Uy mengatakan akan segera menggelar pemakaman massal bagi korban yang tidak memiliki kerabat.
Badai Bopha, yang disebut terkuat tahun ini, menghantam wilayah Mindanao pada Selasa lalu. Angin berkecepatan 210 kilometer per jam membawa curah hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor, terutama di Provinsi Compostela Valley dan Davao Oriental.
BBC | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita Terpopuler:
Kurikulum Baru, SMA Tidak Ada Penjurusan
Ide Jokowi Atasi Kemacetan Dinilai Tak Efektif
Pelajar Situbondo Bentuk Kelompok Arisan Seks
Skandal Bupati Aceng Tak Kejutkan Kawan Dekatnya
Sebelum Berpolitik, Bupati Aceng Juragan Ayam