Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.30 Jumat, 7 Desember 2012, saat hujan deras mengguyur Kota Bima. Ke-55 korban tersebut delapan di antaranya anak-anak, yang sedang bermain bola di lapangan Ndano Nae, tidak jauh dari desa mereka.
Dua orang lainnya Guru sekolah dasar dan seorang pedagang keliling yang saat itu tengah berteduh di pohon mangga yang berada di tepi lapangan sepakbola. Saat itu, petir tiba-tiba menyambar tenda gerobak milik pedagang keliling, kontan mereka terkapar. Karena luka yang cukup parah 7 korban masih dirawat di RSUD Bima. "Saya kaget, lalu merasa kepanasan," kata Ruslin, salah seorang warga kepada TEMPO di RSUD Bima.
Akibat peristiwa itu, warga tidak berani keluar rumah, bahkan sebagian besar mengungsi ke sanak keluarga mereka yang berada di Kota Bima.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bima, M. Hasyim, mengatakan sejak siang sekitar pukul 13.00 wita terjadi hujan lebat. Tradisi warga di Lingkungan Ndano Nae pada saat memasuki massa tanam dengan beramai-ramai pergi menanam di sawah. "Sebagian besar mereka mengalami gangguan pendengaran," kata Hasyim.
Hasyim menambahkan pihaknya terlambat mengetahui kejadiannya, baru kemudian mendapatkan laporan dari pihak kelurahan. Dinas kesehatan Kota Bima sudah melakukan pemberian bantuan tanggap darurat dan membawa sejumlah petugas medis.
AKHYAR M NUR