TEMPO.CO, Jakarta- Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) versi Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) berencana mengadakan kongres sendiri di Hotel Sultan, besok. Mereka tidak akan datang dalam kongres PSSI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dalam waktu yang sama. “Kongres itu saya laksanakan atas nama PSSI,” kata Ketua Umum PSSI versi KPSI, La Nyalla Mattalitti, di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Ahad, 9 Desember 2012.
La Nyalla mengatakan, ia berhak mengatasnamakan PSSI. Sebab, dalam nota kesepahaman yang dibuat di Kuala Lumpur 20 September 2012 lalu, dirinya adalah salah satu dari empat komite eksekutif PSSI yang sudah disepakati untuk kembali. Menurutya, kongres PSSI di Palangkaraya besok tidak sah lantaran tidak melibatkan pemilik suara Kongres Luar Biasa Solo di dalamnya.
La Nyalla menganggap PSSI yang diketuai Djohar Arifin tidak memiliki iktikad baik untuk melakukan verifikasi calon peserta Kongres Palangkaraya besok. Dia menegaskan, verifikasi calon peserta merupakan kesepakatan rapat Komite Bersama 5 Desember 2012 lalu. Dalam rapat tersebut, disepakati bahwa akan dilaksanakan satu kongres pada 10 Desember 2012 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Sebelum kongres dilaksanakan, Komite Bersama harus memverifikasi calon peserta kongres terlebih dulu. "Dengan terpaksa, kami tidak bisa hadir di kongres Palangkaraya," ujarnya.
Adapun Menteri Agung, dalam pernyataannya kepada wartawan, mengatakan bahwa pihaknya tak merestui kongres Palangkaraya besok. Sebab, verifikasi belum dilakukan. Namun, ia juga dengan tegas menyatakan tak akan hadir di kongres PSSI versi KPSI di Hotel Sultan, Jakarta.
Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) pada 20 September 2012 di Kuala Lumpur, Malaysia, membentuk Komite Bersama untuk menyelesaikan kisruh sepak bola nasional. Komite bersama ini terdiri atas dua kubu PSSI yang berseteru, yaitu PSSI yang diketuai Djohar Arifin, serta pengurus PSSI versi Kongres Luar Biasa, La Nyalla Mattalitti. Salah satu bentuk friksi di tubuh PSSI ini adalah adanya dualisme kompetisi sepak bola di Indonesia.
Pada 3 Desember 2012 lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga menerima surat (tertanggal 26 November 2012) dari Sekretaris Jenderal Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) Jerome Valcke. Surat itu menyatakan bahwa FIFA tak bisa menerima adanya dua kompetisi tersebut. Jika hingga 10 Desember 2012 tak ada kemajuan yang diharapkan, bunyi surat itu, FIFA akan membawa masalah ini ke rapat Komite Eksekutif FIFA untuk menjatuhkan sanksi kepada Indonesia.
GADI MAKITAN