TEMPO.CO, Bangkalan - Massa pendukung K.H. Imam Buchori dan Zainal Alim, calon Bupati dan Wakil Bupati Bangkalan yang didiskualifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum, menyerang polisi dengan lemparan batu. Penyerangan ini dilakukan saat massa melihat kotak suara dikeluarkan dari gudang KPU dengan pengawalan polisi.
Polisi membalas tindak anarkistis massa dengan menembakkan peluru karet, gas airmata, dan meriam air. Massa pendukung duet Imam-Zain pun mundur karena terdesak. Sejauh ini belum ada laporan korban luka akibat aksi saling serang tersebut. Hanya beberapa polisi dan wartawan meringis karena menghirup gas air mata.
Aksi saling serang ini berlangsung sekitar 15 menit. Massa Imam-Zain kini mundur dan berkumpul di dekat SMAN 1 Bangkalan. Sedangkan pasukan keamanan dari Kepolisian Resor Bangkalan dan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Jawa Timur sudah kembali menguasai kantor KPU yang sebelumnya, sejak hari Jumat lalu, dikuasai massa.
Kapolres Bangkalan AKBP Endar Priantoko meminta massa agar tidak memancing emosi aparat keamanan. "Semua tenang, kami hanya menjalankan tugas dan undang-undang," katanya. Massa sebelumnya menduduki gedung KPU.
Mahmudi, koordinator massa Imam-Zain, menegaskan, tidak akan pergi dan akan tetap berada di sekitar kantor KPU. Penyerangan yang dilakukan massa, kata dia, karena polisi melanggar kesepakatan bahwa sebelum ada keputusan nasib pasangan Imam-Zain, maka kotak suara tetap dalam gudang. "Polisi arogan, menggunakan senjata melawan pentungan dan batu," katanya. Situasi Bangkalan sudah memanas sejak sepekan terakhir.
MUSTHOFA BISRI
Berita terpopuler lainnya:
Andi Mallarangeng Terkenal Kikir
Apa Untungnya Kalau Rhoma Irama Jadi Presiden
Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah
Abraham Sebut Andi Mallarangeng Kesatria Bugis
Jasad Perawat Kate Middleton Akan Dibawa ke India