TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Umum Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia La Nyalla M. Mattalitti mengatakan, Kongres Luar Biasa Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia di Palangkaraya hari ini melanggar memorandum of understanding. Padahal nota kesepahaman tersebut sudah diteken PSSI, KPSI, dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
"Kami tidak mau mengakui kongres itu karena ngawur," kata La Nyalla saat dihubungi, Senin, 10 Desember 2012. Menurut pria asal Surabaya itu, ada dua poin penting yang telah dilanggar PSSI.
Pertama, PSSI menyelenggarakan kongres luar biasa. Padahal, dalam kesepakatan, mereka hanya diperbolehkan menggelar kongres biasa. Kedua, dalam kesepakatan disebutkan bahwa peserta kongres luar biasa adalah para eks peserta kongres Solo, bukan eks peserta kongres Palangkaraya 2010. Karena tidak mengakui pertemuan tersebut, La Nyalla cs akan menggelar kongres di Hotel Sultan, Jakarta.
La Nyalla menampik undangan kongres Palangkaraya yang dilayangkan PSSI. Selain dua alasan di atas, dia melanjutkan, AFC dan Badan Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) juga tidak mengakui pertemuan tersebut. "Kami lebih didukung AFC dan FIFA karena taat pada perjanjian," ujar La Nyalla.
Sementara itu, Kongres Luar Biasa PSSI di Palangkaraya terancam gagal karena ruangan hotel digembok polisi. Menurut delegasi dari Persebaya 1927, Ram Surahman, polisi tidak bersedia memberi izin dengan alasan penyelenggaraan kongres tersebut belum memperoleh rekomendasi dari Pelaksana tugas Menteri Pemuda dan Olahraga, Agung Laksono.
Padahal, dia melanjutkan, utusan tersebut dari FIFA dan AFC. Panitia sedang melobi polisi agar bersedia membuka ruangan. "Kalau tidak mau juga, kami akan berkongres di lobi," kata Ram lewat telepon.
KUKUH S. WIBOWO
Berita terpopuler lainnya:
Andi Mallarangeng Terkenal Kikir
Apa Untungnya Kalau Rhoma Irama Jadi Presiden
Bupati Aceng Nikahi Shinta, Pestanya Meriah
Abraham Sebut Andi Mallarangeng Kesatria Bugis
Jasad Perawat Kate Middleton Akan Dibawa ke India