TEMPO.CO, Jakarta - Satu satuan setingkat kompi (SSK) Kepolisian Sektor Tanah Abang berjaga-jaga di kantor Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI), di Pintu X-XI, Senayan, Jakarta, Senin sore, 10 Desember 2012. Tidak hanya anggota kepolisian, beberapa orang anggota satuan pengaman sipil, dengan seragam hitam bertuliskan "satgas, juga bersiap-sedia.
Menurut salah seorang anggota kepolisian yang enggan disebutkan namanya, penjagaan itu dilakukan sebagai langkah antisipasi, andaikata KPSI benar-benar mendatangi kantor PSSI. (Baca: Lima Hasil Kongres KPSI)
"Salah satu butir kongres KPSI tadi kan ingin berkantor di PSSI. Siapa tahu bakal ada kisruh. Itu yang kami antisipasi," kata petugas tersebut.
Kantor PSSI saat ini berada dalam kondisi kosong-melompong, lantaran semua pengurus berada di Palangkaraya, Kalimantan Tengah untuk menggelar kongres luar biasa (KLB).
Rencana berkantor di kantor PSSI itu memang termaktub dalam satu poin hasil kongres KPSI di Hotel Sultan, Jakarta, dengan tujuan agar legitimasi KPSI semakin diakui. Hal itu pun diakui salah seorang anggota Komite Eksekutif KPSI, Roberto Rouw. "Secepatnya kami akan berkantor di sana," kata Roberto, seusai kongres.
Namun, menurut Roberto, pendudukan tidak akan dilakukan dengan cara kekerasan. "Kami akan jaga ketertiban. Secara baik-baik. Akan kami sampaikan kepada pemerintah," ujar Roberto lagi.
Kekisruhan PSSI-KPSI memang bertambah ruwet, meski Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah mengancam akan menjatuhkan sanksi. Puncaknya, hari ini, yang juga tenggat penyelesaian konflik dari FIFA, PSSI dan KPSI menggelar kongres masing-masing, meski nota kesepahaman yang dibuat sebelumnya menginstruksikan kedua kubu untuk menggelar kongres bersama.
ARIE FIRDAUS
Baca juga:
KPSI: Kongres PSSI di Palangkaraya Ngawur
Di Malaysia, Keok AFF 2012, Andik dan Kisruh PSSI
Messi vs Kobe Bryant, Pemenangnya Eskrim
Tak Akur, PSSI dan KPSI Diminta Sama-sama Bubar
KPSI Ngotot Gelar Kongres Sendiri