TEMPO.CO , Jakarta - Aktor Alex Komang punya cara sendiri dalam melihat posisi perfilman Indonesia. Kata dia, film di Indonesia masih merupakan benda yang mewah. "Belum menjadi alat untuk mencerdaskan," kata Alex di Yogyakarta, Ahad, 9 Desember 2012. Karena belum ditempatkan sebagai alat, masyarakat pun masih berjarak dengan film Indonesia.
Adanya jarak film kita dengan masyarakat ini membuat Indonesia belum menjadi tuan di rumahnya sendiri. Karena itu, kata Alex, meski kualitas sejumlah film nasional sudah membaik, "Itu tak tersebar ke masyarakat luas karena keterbatasan akses," kata pria yang pernah meraih penghargaan sebagai aktor terbaik dalam Festival Film Indonesia 1987 itu.
Aktor kelahiran Jepara, Jawa Tengah, yang membintangi film Laskar Pelangi tersebut menyebutkan, saat film yang dibintanginya itu dibicarakan secara luas oleh media di penjuru publik, ternyata tak semua masyarakat bisa menonton. Termasuk para tetangganya di kampung halaman.
"Karena tetangga sendiri yang main, mereka ingin nonton. Tapi tak ada bioskop di sana yang memutar. Harus ke Semarang, akhirnya tidak jadi," katanya.
Pria yang juga sempat membintangi film Surat Kecil untuk Tuhan itu melihat saat ini ada jarak film Indonesia dengan masyarakatnya. Yang harus diwaspadai adalah ruang kosong yang lantas gampang diisi produk atau karya asing.
"Sekarang yang lebih tenar Gangnam Style atau film-film Korea yang booming di masyarakat. Ekspansi mereka luar biasa, ketika melihat pasar potensial Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa," kata dia.
Pemerintah, kata Alex, seharusnya sadar, meskipun ada gembar-gembor soal bangkitnya industri film, tak tersedia akses bagi masyarakatnya untuk menikmati film yang diproduksi sendiri oleh anak bangsa. "Sekarang tunggu saja, siapa yang akan menjadi pengisi ruang kosong itu. Apa kita sendiri atau bangsa lain," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO