TEMPO.CO , Jakarta - Aktor senior Didi Petet menilai wacana pencalonan Rhoma Irama sebagai kandidat presiden 2014 bakal sulit meski popularitasnya memadai. “Meskipun ukurannya baru diketahui setelah rakyat memilih, tapi kalau ke arah (calon presiden) itu bakal sangat sulit tanpa track record jelas,” kata pemeran Emon dalam film Catatan Si Boy itu di Yogyakarta, Ahad, 9 Desember 2012.
Didi mencontohkan, untuk menjadi calon presiden, seseorang harus berhadapan dengan publik yang kian cerdas sehingga butuh pembuktian nyata. Aktor yang dikenal lewat perannya sebagai Kabayan itu memberi contoh pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. “Meskipun Jokowi-Ahok berkali-kali diserang isu negatif, seperti SARA (suku, agama, ras, antargolongan), toh tetap menang juga karena masyarakat lebih paham dan tahu track record-nya,” ujar dia.
Didi mencontohkan saat Jokowi memimpin Kota Solo. Hal itu menjadi gambaran masyarakat bahwa jabatan yang dipegang Jokowi ternyata tak disalahgunakan. Seperti dengan korupsi atau mencederai hati masyarakat. “Rhoma Irama menurut saya butuh satu tangga itu, yakni jabatan sebelum menjadi presiden sebagai bukti masyarakat bahwa dia berpengalaman dan punya track record baik dalam hukum dan pendekatan publik,” kata Didi.
Para pemilih di Indonesia, menurut Didi, selama ini pun telah ditunjukkan banyak contoh figur dengan informasi lengkap seiring dengan jejaring media yang kian tumbuh. Karena itu, jika ada yang mencalonkan diri menjadi presiden, perlu modal figur tanpa cacat saat sampai ke publik.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler
EDISI KHUSUS: Bollywood Yahud
Apa Untungnya Kalau Rhoma Irama Jadi Presiden
Dahlan: Seperti Nama Sayur, Terancam (Reshuffle)
Abraham Sebut Andi Mallarangeng Kesatria Bugis
Bursa Pengganti Andi Mallarangeng, Felix Menjawab
Ruhut Minta Anas Legowo Mundur