TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 2.500 jiwa dari 800 keluarga di daerah Kapuk Muara kehilangan tempat tinggalnya setelah kebakaran menerpa permukiman mereka dinihari tadi. Sekitar 800 rumah tinggal menyisakan puing.
Wali Kota Jakarta Utara, Bambang Sugiyono, mengatakan musibah kebakaran yang menimpa warga RT 1/RW 2 Kelurahan Kapuk Muara, Penjaringan, ini merupakan yang kedua kalinya dalam satu dekade terakhir. "Dulu terakhir 2006," kata Bambang, Selasa, 11 Desember 2012.
Menurut Bambang, kejadian ini disebabkan oleh konsleting arus listrik, sama dengan musibah enam tahun lalu. "Makanya saya berharap warga lebih hati-hati terhadap arus listrik," ujar Bambang. Kini, sebanyak 2.500 warga terpaksa tinggal di tenda darurat yang disedikan Pemerintah Kota Jakarta Utara.
Herti, 53 tahun, salah satu korban kebakaran, berharap pemerintah memberikan bantuan berupa bangunan semi-permanen seperti bangunan yang selama ini ia tempati. "Kalau bisa ya bangunan seperti ini lagi," ujar Herti. Ia mengaku segan mengutarakan bantuan, sebab status tanah yang ditempati tidak jelas. "Kalau soal statusnya saya sendiri tidak tahu asalnya bagaimana."
Wanita paruh baya itu berharap Gubernur Joko Widodo mampu memberikan solusi terbaik bagi warga. "Pak Jokowi kan berjanji akan menyelesaikan lahan yang bersengketa. Kami akan tagih itu," ujarnya.
Hingga kini, kondisi lahan kejadian masih disemuti warga. Puluhan warga masih berada di bekas puing kebakaran. Mereka masih berusaha mencari barang-barang yang bisa diselamatkan.
JAYADI SUPRIADIN
Terpopuler:
Joko Widodo Tundukkan Sutiyoso
Sebelum Coba Bunuh Diri, Dokter Ini Lepas Jilbab
Ini Alternatif Selain Pembatasan Genap-Ganjil
Gawat Jika Aturan Genap-Ganjil Sampai di-PTUN-kan
Jokowi Smash Sutiyoso, Penonton Bersorak
Aturan Ganjil-Genap Potong Separuh Jumlah Kendaraan
Jokowi Gelontorkan Dana Terbanyak untuk Pendidikan
Ini Lokasi Ganjil-Genap Ala Jokowi