TEMPO.CO, Kupang - Sebanyak 77 orang imigran gelap ditangkap aparat TNI di Pulau Ndana, Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Rabu, 12 Desember 2012. Mereka gagal meninggalkan Indonesia setelah kapal yang ditumpangi rusak dan terdampar di pulau itu. Di antara imigran itu terdapat tiga warga Indonesia yang hendak mencari suaka ke Australia. "Ada tiga warga Indonesia yang hendak mencari suaka ke Australia," kata Kepala Kepolisian Resor Rote Ndao, Ajun Komisaris Besar Hidayat, saat dihubungi, Kamis, 13 Desember 2012.
Penumpang kapal itu terdiri atas 72 imigran asal Myanmar, tiga imigran asal Indonesia, dan dua orang anak buah kapal (ABK). Di antara imigran itu terdapat 10 orang anak-anak. Para imigran ini berangkat dari Kendari menuju Australia sejak 6 Desember 2012 lalu. Mereka menggunakan tiga kapal motor nelayan. Dalam perjalanan, mereka sempat singgah di Maumere dan Sikka untuk mengisi bahan bakar dan makanan. Dua buah kapal telah lolos, sedangkan kapal yang mengangkut imigran Myanmar dan Indonesia ini dihantam gelombang hingga pecah. "Mereka juga kekurangan makanan sehingga berlabuh untuk mencari makanan," katanya.
Ketiga imigran gelap asal Indonesia itu berasal dari Medan, Sumatera Utara; Bogor, dan Jakarta. Mereka adalah ibu-ibu yang dicurigai sebagai tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia. "Ketiga imigran gelap itu adalah ibu-ibu yang sudah cukup umur," katanya.
Di lain pihak, Kepala Imigrasi Kupang, Silvester Sililaba, mengatakan imigran gelap yang ditangkap di Pulau Ndana segera dievakuasi ke Imigrasi Kupang hari ini. "Mereka akan diberangkatkan dengan kapal Fery menuju Kupang," katanya.
YOHANES SEO