TEMPO.CO, Nusa Dua, Bali - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis, 13 Desember 2013, membuka pertemuan konsultasi regional pemangku kepentingan program setelah pelaksanaan Millenium Development Goal's (MDGs) 2015 di Nusa Dua, Bali.
Pertemuan konsultasi dimaksudkan untuk menyusun draf pelaksanaan MDGs setelah 2015, khususnya di kawasan Asia Pasifik. ”Ini merupakan masalah yang sangat penting karena kita ingin benar-benar menuntaskan masalah kemiskinan,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Presiden, proses penyusunan program melibatkan upaya global yang masif. Selain itu, memerlukan pengumpulan data, konsultasi yang cukup panjang dengan berbagai pemangku kepentingan, debat yang konstruktif, dan juga analisis yang mendalam.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Liberia Ellen Jonhson Sirleaf ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal PBB sebagai Co-chair High Level Panel of Eminent Person on the Post (HELP) 2015 Development Agenda.
Pertemuan di Nusa Dua ini juga merupakan persiapan pertemuan HELP di Monrovia pada Februari 2013. ”Kita ingin memastikan bahwa nantinya rekomendasi HELP akan sungguh-sungguh bermakna bagi pembangunan dunia,” ujar Presiden SBY.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden SBY didampingi sejumlah menteri. Adapun Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Kuntoro Mangkusubroto, bertindak sebagai pelaksana pertemuan.
Kuntoro menjelaskan bahwa pertemuan konsultasi itu diikuti oleh 20 negara di Asia Pasifik, lima negara di luarnya, sejumlah lembaga pembangunan, serta beberapa lembaga pemikiran internasional. Materi pembicaraan akan terarah pada tiga isu global, yakni pengentasan kemiskinan, pertumbuhan berkesinambungan, dan kemitraan global yang kokoh.
Asisten Sekjen PBB untuk Asia Pasifik, Ajay Chibber, menyatakan bahwa kawasan Asia Pasifik membutuhkan pendekatan yang baru dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Dengan keanekaragaman hayati yang melimpah, Chibber percaya kawasan ini akan mampu memberi arah baru bagi pembangunan yang lebih aman dan lestari bagi umat manusia.
ROFIQI HASAN