TEMPO.CO, New York - Dewan Keamanan PBB mengecam keberhasilan Korea Utara meluncurkan roket ke ruang angkasa, Rabu, 12 Desember 2012. Menurut badan dunia ini, peluncuran tersebut merupakan sebuah pelanggaran resolusi PBB 2009 yang berisi pelarangan peluncuran roket menggunakan teknologi misil balistik.
Lembaga yang paling berkuasa di PBB ini mengeluarkan sebuah pernyataan setelah mengadakan konsultasi tertutup, Rabu, 12 Desember 2012, membahas "sebuah pertimbangan yang paling tepat". Dalam pernyataan tersebut tak disebutkan apa langkah Dewan selanjutnya terhadap Korut.
Dewan mengatakan, setelah Korut gagal meluncurkan roket pada April 2012, PBB menginginkan Pyongyang menghentikan seluruh rencana peluncuran roket ke angkasa. PBB melarang Korut melakukan uji coba peluncuran misil balistik setelah melaksanakan peluncuran misil berhulu ledak nuklir pada 2006 dan 2009.
Sebelum Dewan mengadakan pertemuan tertutup, Amerika Serikat dan negara-negara sekutu di Eropa meminta Dewan Keamanan menyampaikan reaksi keras pada Rabu, 12 Desember 2012. Namun Cina, selaku sekutu terdekat Korut, tidak sependapat dengan sanksi baru karena dianggap tak memiliki alasan jelas.
Dalam kecamannya, Amerika Serikat mengatakan, Pyongyang akan menghadapi "konsekuensi" atas peluncuran roket ke ruang angkasa. "Peluncuran roket Korut ke angkasa sebagai sebuah provokasi tingkat tinggi yang mengancam keamanan regional," kata juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, yang tidak secara spesifik menjelaskan apa yang dimaksud dengan "konsekuensi".
Keberhasilan peluncuran roket ini menjadikan Korut tinggal menapak selangkah lagi untuk menguji kemampuan pengiriman misil berkepala nuklir hingga mencapai California, Amerika Serikat.
Para pejabat Korut mengatakan, roket yang mereka luncurkan ke ruang angkasa itu ditujukan untuk mempelajari pertanian dan cuaca. "Pyongyang berhak mengembangkan program ruang angkasa demi kepentingan sipil."
Peluncuran ini berlangsung sepekan menjelang pemilihan Presiden Korea Selatan sekaligus untuk memperingati setahun meninggalnya pemimpin Korut, Kim Jong-il, pada 17 Desember 2011.
Siaran resmi dari kantor berita Korea Central News Agency (KCNA) menyebutkan, peluncuran roket telah sukses sesuai dalam misi menempatkan satelit di orbitnya.
"Peluncuran satelit versi kedua kami, Mwangmyongsong-3, dari Sohae Space Centre pada 12 Desember 2012 sukses," demikian pernyataan KCNA. "Satelit masuk orbit sesuai rencana." KCNA menambahkan, roket memasuki orbit sesuai jadwal melintasi Semenanjung Korea dan Cina.
AL JAZEERA | BBC | CHOIRUL
Baca juga:
8 Rahasia Wanita Prancis Tetap Langsing
Kasus Aceng Tak Ada Apa-apanya Dibanding Ini
Kiamat Belum Dekat, tapi Toutatis 4179 Dekati Bumi