Mobil Hijau Murah Rebut Pasar Mobil Biasa?  
Reporter: Tempo.co
Editor: Yandi M rofiyandi TNR
Kamis, 13 Desember 2012 08:39 WIB
Nissan Produksi Mobil Hijau 2014
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Bandung -- Vice President Director Sales and Marketing PT Nissan Motor Indonesia (NMI), Teddy Irawan, menyatakan konsumen membeli mobil berdasarkan budget dan gengsi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Saya tidak percaya adanya low cost green car (LCGC) menurunkan penjualan model mobil yang sudah ada," ujarnya di di The Trans Luxury Hotel, Selasa, 12 Desember 2012. Saat ini ada empat pabrikan mobil siap luncurkan tipe 'hijau''.

Ia berpendapat, konsumen yang semula berencana membeli sedan premium akan beralih ke mobil LCGC. Sebagai alternatif, kata dia, LCGC itu dihadirkan bagi konsumen yang ada di range tersebut. Ia pun mengilustrasikan, sangat kecil kemungkinan seorang konsumen membatalkan niatnya untuk membeli Nissan X-Trail demi beralih kepada LCGC. Lihat: Nissan Jadikan Datsun Sebagai Mobil Hijau.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, sampai saat ini di Indonesia belum ada kesepakatan mengenai metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Ia menyebut satu liter bensin bisa digunakan untuk menempuh perjalanan sepanjang sepuluh kilometer.

Namun, dengan kemacetan yang ada di Jakarta, kata dia, bukan tidak mungkin satu mobil menghabiskan satu liter bensin dalam satu kilometer. Ia menjelaskan, dalam keadaan macet, mesin mobil tetap menyala untuk mendinginkan kabin. Teddy mengatakan di Indonesia belum ada jaminan absolut mengenai pengukuran efisiensi BBM.

Ia pun menyebut Jepang sebagai contoh negara yang menerapkan kesepakatan metode pengukuran efisiensi BBM. Metode tersebut dinamakan JC08. Di dunia, termasuk Jepang, dikenal tiga tipe mobil ramah lingkungan. Ketiga tipe tersebut adalah low emission vehicle (LEV), ultra low emission vehicle (ULEV), serta super ultra low emission vehicle (SULEV).

Ia menyayangkan jika nantinya pemerintah Indonesia menerapkan pengukuran efisiensi BBM dalam kondisi yang sama. Padahal, menurut Teddy, ada faktor seperti kondisi jalan yang ikut berkontribusi. "Memangnya siapa yang bisa menjamin kalau di tol mobil tetap bisa lari 60 kilometer per jam?" ujarnya. Baca: Nissan Minta Pemerintah Benahi Transportasi Massal

Menurut dia, ada cara sederhana untuk menciptakan efisiensi. Teddy mengatakan, pemerintah dapat menambah kapasitas jalan, mengurangi jumlah maupun membatasi penggunaan kendaraan bermotor, termasuk mobil. "Naik angkot? Oke saja, kenapa tidak?" kata dia.

MARIA YUNIAR

Baca juga:All New Serena Dibanderol Rp 390 JutaNissan Akan Keluarkan Lima Model Baru Tahun DepanNovember, Penjualan Mobil Astra Naik 90,7 PersenPenjualan Honda Freed Tembus Angka 50 ribu unitGM Genjot Pasar Indonesia dan Thailand

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi