TEMPO.CO, Denpasar - Ketua Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Bali, AAG Sudewa Djelantik, akan meneliti kondisi para pendonor darah di wilayahnya. Dia secara khusus akan memerhatikan pendonor yang tidak lagi muda dan sudah mendonorkan darahnya lebih dari 100 kali.
"Apalagi yang sudah lebih dari 100 kali donor, tidak bisa diragukan lagi jiwa sosial mereka," katanya saat pembekalan bagi 12 pendonor ini di gedung PMI Bali, Kamis, 13 Desember 2012.
Menurut Sudewa, usia yang tidak lagi muda tersebut akan makin rentan dengan penyakit, seperti asam urat, stroke, kolesterol, dan lainnya. "Saya mau ukur lingkar pinggang bapak-bapak. Saya mau tahu, berapa yang benar-benar sehat. Kalau sudah lebih, akan dipaksa diet," katanya.
Kedua belas pendonor yang menerima Satya Lencana tahun ini, akan menjadi objek pertamanya. Bahkan, jika memungkinkan, dia ingin membuat poliklinik khusus untuk pendonor.
Selama ini, dia mengakui keadaan pendonor ini sering diabaikan. Tidak ada yang peduli dengan kesehatan mereka, termasuk PMI dan PDDI. Padahal, bagi Sudewa, harus ada timbal balik. "Jangan ingat saat kami butuh darah mereka saja," ujar Sudewa.
KETUT EFRATA