TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) memberi tambahan waktu dua bulan (hingga Februari 2013) kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menyelesaikan kisruh persepakbolaan nasional. Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal PSSI Halim Mahfudz kepada Tempo, Jumat, 14 Desember 2012.
"FIFA memberi tambahan waktu bagi kami hingga Februari 2013 untuk menyelesaikan kisruh," ujar Halim Mahfudz lewat sambungan telepon.
Menurut Halim, tambahan waktu tersebut diberikan FIFA setelah menilai upaya PSSI untuk menyelesaikan konflik. FIFA pun akan menyerahkan penyelesaian masalah dalam negeri Indonesia kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).
"Perkembangan upaya penyelesaian masalah Indonesia akan kembali dibahas pada rapat Komite Eksekutif FIFA pada Maret 2013," ujar Halim.
Hal senada juga diutarakan anggota Komite Eksekutif PSSI, Bob Hippy. Bob dan Halim merupakan anggota rombongan pengurus PSSI yang hadir di Tokyo, Jepang, untuk melobi FIFA, yang sedang melakukan rapat Komite Eksekutif. Selain mereka, ada pula Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin dan anggota Komite Eksekutif, Sihar Sitorus.
"Betul, Komite Eksekutif FIFA akhirnya memutuskan untuk memperpanjang tenggat waktu penyelesaian konflik (persepakbolaan nasional) sampai Februari 2013," kata Bob Hippy.
FIFA sendiri sampai saat ini belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait Indonesia. Di dalam laman resminya, FIFA menyatakan baru akan mengumumkan hasil rapat pada Sabtu, 15 Desember. "Konferensi pers akan berlangsung pukul 11.00 di gedung Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA)," demikian berita di laman FIFA.com, kemarin.
PSSI memang berupaya maksimal untuk menghindarkan Indonesia dari sanksi FIFA. Seperti dikatakan Halim Mahfudz kemarin, rombongan PSSI sampai menemui Presiden FIFA Sepp Blatter. PSSI pun mengklaim didukung oleh AFC.
Pernyataan tersebut cukup terbukti. Wakil Presiden FIFA Prince Ali bin Al Hussein dalam akun Twitter-nya, @AliBinAlHussein, menyatakan dukungannya kepada Indonesia. Ia pun berjanji untuk menjauhkan Indonesia dari sanksi FIFA. Ali merupakan anggota Komite Eksekutif FIFA dan memiliki hak suara dalam rapat, sehingga memiliki kapasitas untuk menyelamatkan Indonesia dari sanksi. Pemerintah sendiri sudah turun tangan dengan membentuk gugus tugas.
ARIE FIRDAUS