TEMPO.CO, Sentul - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf mafhum dengan sikap bekas Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Angelina Sondakh, yang mengaku menyesal telah memasuki dunia politik. Hal itu, menurut Nurhayati, adalah hal yang biasa dalam suatu organisasi.
"Dalam kehidupan pasti ada tingkat kejenuhan," kata Nurhayati seusai jumpa pers di lokasi Silaturahmi Nasional Partai Demokrat, di Sentul International Convention Center, Jumat malam, 14 Desember 2012.
Angie menyampaikan penyesalannya saat menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Selain menyesal terjun ke politik, Puteri Indonesia 2001 ini pun menyesal telah mengenal bekas rekan separtainya, Muhammad Nazaruddin.
Soalnya, Nazar membuat Angie diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi dan menjadi terdakwa suap perkara penggiringan proyek di Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Pendidikan. "Saya menyesal kenal Nazar," kata dia.
Dalam kasus Angie, kata Nurhayati, wajar jika dia mengaku menyesal di tengah jalan. Hal itu karena dia jenuh dengan masalah hukum yang tengah dihadapinya saat ini. Dalam perpolitikan, tanpa ada masalah hukum pun, jika kejenuhan seseorang datang, dia akan berpikir kembali cocok atau tidaknya berpolitik. "Angie sekarang dalam situasi ini. Dia menyesal hal yang wajar," ujar Nurhayati.
Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR ini menilai ungkapan penyesalan Angie itu bukan karena ditinggalkan Demokrat. Nurhayati mengklaim partai sudah melakukan berbagai upaya dan pendampingan hukum untuk Angie. Mulai permulaan kasus Angie, kata dia, para kader Partai Demokrat tetap memperhatikan dan mengunjungi Angie.
Dalam kesempatan itu, Nurhayati juga mengomentari masalah Ruhut Sitompul yang diteriaki oleh para kader Demokrat dalam Silatnas itu. Menurut dia, teriakan itu adalah dinamika spontan atas kader. "Apa yang terjadi itu dinamika spontan," katanya. Dalam berpolitik, dinamika seperti itu sudah biasa.
Ketika ditanya mengenai sosok pengganti Andi Mallarangeng, Nurhayati mengaku sedih. "Kalau saya ditanya reshuffle itu sedih," katanya. Nurhayati mengklaim sampai saat ini dirinya masih berpikir kenapa Andi mengundurkan diri.
Andi, menurut Nurhayati, adalah sosok kader yang baik. Namun, Nurhayati menolak jika masalah itu disebut sebagai tamparan bagi partainya. "Saya kira bukan tamparan, ini membuat kami mawas diri, ini pembelajaran supaya lebih berhati-hati bersikap."
ILHAM TIRTA