TEMPO.CO, Jakarta - Sting, pemusik kawakan asal Inggris, mulai mengenal musik sejak usia 7 tahun. Bersamaan dengan awal kegemarannya membaca serangkaian buku dan komik, seperti Treasure Island, Punch, Evening Chronicle, ataupun Superman.
Bila hobi membaca dimulai Sting kala menginap di rumah neneknya, tidak begitu dengan kecintaannya bermain musik. Untuk hal satu ini, ia temukan di bawah piano. Kala itu, Sting masih menggunakan nama lahirnya, Gordon Matthew Sumner. (Baca: Nama Sting Diambil dari Sweater Lebah).
"Aku duduk di bawah piano, dan ibuku memainkan musik tango," kata Sting dalam buku L'Historia Bandido The Police. "Ibu cukup bagus bermain piano, tapi entah mengapa dia berhenti memainkannya."
Alunan nada yang keluar dari ketukan tuts yang dimainkan sang ibu ternyata cukup membekas bagi Sting. Ia merasa musik begitu mempengaruhi hidupnya.
"Pada saat itu, aku masih duduk di sekolah dasar," kata Sting. "Tapi, entah mengapa, aku bisa mengingat jelas alunan melodi itu, sepertinya mereka berlarian di otakku."
Tanpa dukungan dari siapa pun, termasuk keluarganya, Sting mencoba mengulik rangsangannya akan musik. Pertama-tama, ia coba gitar Spanyol milik Paman John, teman sang ayah yang berimigrasi ke Kanada. Waktu itu, umurnya sekitar 7 atau 8 tahun. "Aku coba belajar memainkan serangkaian not, dan menguasainya dalam waktu singkat," katanya.
Sejak itu, Sting kerap bermain musik, terutama gitar. Bila saudara atau temannya bertandang ke rumah, tanpa segan ia tunjukkan kepiawaiannya memetik gitar.
Kecerdasan Sting tidak cuma berhenti di musik. Ia juga berbakat dalam pelajaran bahasa. Bahkan Sting mendapatkan beasiswa belajar di sekolah tata bahasa St. Cuthberts, Newcastle. Waktu itu, Sting sering datang ke Club A Go-Go untuk melihat penampilan Jimi Hendrix.
Kini, Sting telah menjadi pemusik profesional. Dan Sabtu malam ini, 15 Desember 2012, ia berencana memukau penggemarnya di Jakarta melalui konser "Back to Bass" di Mata Elang International Stadium.
CORNILA DESYANA